REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA--Jajaran Polda Jawa Barat, mengevaluasi kegiatan selama arus mudik kemarin. Hasilnya, perlu ada penambahan gardu (loket) di pintu tol Cikampek. Lantaran, permasalahan yang selalu dihadapi setiap tahunnya adalah kemacetan kendaraan di dalam gerbang tol. Idealnya, ada tiga gardu lagi yang ditambah, untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan.
Kepala Subdit Pendidikan dan Rekayasa Polda Jabar AKBP Sambodo Purnomo, mengatakan, saat ini jumlah gardu yang ada di gerbang tol (GT) Cikampek hanya delapan unit. Lima di antaranya untuk pintu keluar, dan sisanya pintu masuk. Akan tetapi, jumlah tersebut tak bisa mengatasi lonjakan kendaraan saat arus mudik. "Sejak H-7 sampai hari H, sering terjadi antrian di dalam tol panjangnya sampai tujuh kilometer," ujar Sambodo, kepada Republika, Selasa (14/9).
Kondisi tersebut, akan menjadi pembahasan di internal Polri. Dengan harapan selama Operasi Ketupat Lodaya tahun depan, kemacetan di dalam tol sudah dapat diatasi. Sehingga, pemudik akan merasa nyaman dan lancar saat melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek. Risiko terjadi penambahan pintu keluar, lanjutnya, tentu berimbas pada jalur di luar tol yang harus menampung begitu banyaknya pemudik.
Selama H-7 sampai hari H, tercatat 438 ribu kendaraan yang keluar GT Cikampek, atau naik sebesar sembilan persen dari tahun sebelumnya. Namun, penanganan lalulintas di luar tol sudah dalam kategori bagus. Walaupun saat terjadi puncak mudik sempat menimbulkan penumpukan di beberapa titik, salah satunya di kota Purwakarta dan jalur alternatif Purwakarta-Wanayasa-Jalan Cagak.
Menurutnya, penumpukan kendaraan di beberapa ruas jalan, seperti jalur Pantura, tengah, serta alternatif, akibat dari pemudik tak bersedia dialihkan ke jalur selatan, melalui Tol Cipularang. Para pemudik lebih memilih jalur tengah atau alternatif di saat jalur Pantura padat.
Selain penambahan gardu, kata dia, di sepanjang ruas jalan Simpang Mutiara sampai Pertigaan Jomin-Karawang, segera dibangung fly over. Jembatan layang itu, untuk mengatasi kemacetan di wilayah tersebut. "Di wilayah itu, ada perpotongan arus kendaraan. Imbasnya, yaitu antrian kendaraan," cetusnya.
Sementara itu, hasil evaluasi kecelakaan lalulintas (lakalantas) di wilayah hukum Polres Purwakarta menunjukan penurunan signifikan. Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Herbas Sudewo Dharmawan, menyebutkan, sepanjang arus mudik hanya terjadi lima kejadian kecelakaan. Dari jumlah kasus itu, tak ada kecelakaan yang sifatnya menonjol. "Dari lima kejadian itu mengakibatkan tiga tewas, dan empat luka berat," tuturnya.