Kamis 30 Sep 2010 04:24 WIB

Petani Terpaksa Sewa Anjing untuk Basmi Tikus

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Endro Yuwanto
Tikus
Tikus

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Permasalahan hama wereng yang menyerang tanaman padi belum tuntas, kini  ratusan petani di Desa lebak, Kecamatan Beringin, Kabupaten Semarang, kembali harus menghadapi persoalan lain, hama tikus.

Dalam satu bulan terakhir, hama tikus telah menyarang sedikitnya 180 hektare lahan tanaman padi yang tersebar di sejumlah dusun di desa ini. Akibatnya, tak sedikit para petani yang merugi akibat lahan pertanian mereka rusak diserang tikus.

Selain akibat tanaman padi tak bisa dioptimalkan hasilnya, para petani juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membasmi hama tikus yang terus mengganas di lahan pertanian mereka.

Pasalnya, untuk membasmi hama ini para petani harus menyewa anjing dengan biaya Rp 50 ribu per lima ekor. Sementara untuk membasmi hama wereng yang menyerang sebelumnya petani juga sudah mengeluarkan biaya produksi tambahan.

''Kalau dihitung-hitung, mulai dari penanaman hingga saat ini kerugian para petani di desa ini mencapai puluhan juta rupiah,” ujar Sujah (46 tahun), salah seorang petani, Rabu (29/9).

Padahal, hampir separuh dari luasan lahan yang terserang hama tikus ini bakal memasuki masa panen paling lama satu bulan ke depan. Namun akibat serangan hama ini, tanaman padi yang siap panen tersebut mengalami kerusakan.

Sementara kerusakan tanaman yang terjadi mencapai hampir 40 persen dari luasan lahan yang terserang hama tikus ini. “Kami berharap pihak Dinas Pertanian ikut menanganai permasalahan hama tikus ini,” imbuhnya.

Sawal (37), petani lain mengatakan, dalam dua tahun terakhir ratusan petani di Desa Lebak selalu menghadapi persoalan hama tikus. Hingga hasil panen yang sangat diharapkan gagal terwujud akibat produksi gabah yang terus menyusut.

Pada serangan hama tikus kali ini, jelas Sawal, para petani mengakui luasannya lebih besar dibandingkan dengan serangan hama yang sama pada tahun lalu. Ia pun memprediksi penurunan produksi gabah akan jauh lebih banyak.

Akibatnya, para petani pesimistis mampu menutup biaya produksi yang sudah dikeluarkannya. “Padahal, tak sedikit para petani yang menggadaikan barang berharga mereka untuk membeli obat pembasmi wereng dan pupuk,” jelasnya.

Upaya yang sudah dilakukan secara swadaya, masih terang Sawal, melakukan gropyokan tikus bersama para petani. Bahkan untuk membasmi hama ini tak sedikit petani yang menyewa anjing. ''Untuk menyewa anjing lima ekor kami harus mengeluarkan biaya Rp 50 ribu, Yang penting hasilnya efektif dan mampu mengurangi populasi tikus yang menyrang tanaman padi,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement