Rabu 03 Nov 2010 04:24 WIB

Pemkab Klaten Kehilangan Ratusan Juta Rupiah Potensi Pajak

Rep: my1/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten kehilangan ratusan juta Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi truk galian C sejak meningkatnya status Gunung Merapi menjadi awas. Hal ini menyusul ditutupnya jalur masuk ke lokasi penambangan galian C di sekitar lereng Merapi.

Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD) Klaten, Sartiyasto, potensi pendapatan dari retribusi truk galian C mencapai Rp 150 juta per bulan. Dengan potensi tersebut, retribusi truk galian C menyumbang Rp 1,8 miliar ke PAD Pemkab Klaten per tahunnya. “Sejak Senin (25/10) , kita sudah tidak ada pemasukan dari retribusi truk galian C karena semua pos retribusi sudah ditutup, “ ujarnya di posko pengungsian Desa Keputran, Klaten, Selasa (2/11).

Pemasukan dari restribusi truk Galian C di Klaten dikumpulkan dari tiga pos penarikan retribusi yakni Mipitan, Jiwan, dan Joton. Untuk truk ukuran kecil, ditarik retribusi sebesar Rp 5000. Sementara untuk ukuran besar ditarik hingga Rp 10.000. Setiap hari, Sartiyasto menyebutkan sekitar 200 hingga 500 truk melewati ketiga pos tersebut.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan besarnya pendapatan retribusi truk galian C sebenarnya cukup fluktuatif tergantung dari kondisi lingkungan. Pada saat musim hujan atau hari besar biasanya potensi pendapatan dari retribusi cenderung berkurang. “Terlebih pada saat Gunung Merapi meletus ini, kita sama sekali tidak mendapatkan pemasukan karena kita tentu menyesuaikan dengan kondisi, “ ungkapnya.

Pendapatan dari retribusi truk galian C hingga Oktober, disebutkannya, telah mencapai Rp 1,3 miliar atau 75 persen dari target. Untuk mengejar target pendapatan, diaku Sartiyasto, cukup sulit mengingat ditutupnya jalur ke lokasi penambangan sampai batas yang belum ditentukan. “Cukup sulit untuk mengejar sisanya, tapi minimal target 50 persen sudah terlampaui, “ ungkapnya.

Diungkapkannya, pendapatan dari restribusi tersebut hanya menyumbang cukup kecil untuk PAD Klaten. Meski dia mengakui penutupan pos restribusi tersebut merugikan Pemkab. “Jelas kerugian kalau ditutup 2 sampai 3 bulan. Saya harap segera normal lagi, “ ujarnya. Ditambahkannya, personel yang semula berada di pos restribusi telah diperbantukan ke lokasi pengungsian.

Sementara itu, Asisten I Setda Klaten, Hadi Purnomo mengungkapkan meletusnya Gunung Merapi telah membuat tertundanya sejumlah proyek dan kegiatan perekonomian. Dia mengatakan, program yang harus tertunda tersebut seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan pembangunan jalur evakuasi.

Selain itu, kegiatan pertanian dan peternakan di kawasan rawan bencana III yakni sebagian wilayah Kecamatan Kemalang harus terhenti. Akibatnya, harga sejumlah komoditas naik. “Untuk memenuhi kebutuhan komoditas yang semula distok oleh Kecamatan Kemalang, kita ambilkan dari daerah luar, “ ujarnya.

Selain itu, pelayanan administrasi kependudukan juga cukup terganggu lantaran banyaknya warga yang mengungsi. Meski demikian, pihaknya telah menghimbau ke kepala wilayah setempat untuk tetap melayani warga. “Kesampingkan dulu masalah pengungsian, mereka harus tetap melayani warga. Semoga bencana ini hanya sementara sehingga tidak berdampak semakin panjang, “ ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement