REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Hujan abu vulkanik yang meluas hingga Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan I di wilayah Klaten membuat jumlah pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat. Hingga Rabu (3/11) malam, jumlah pasien ISPA tercatat 87 orang, meningkat dari hari sebelumnya yang berjumlah 32 orang.
Menurut Kepala Puskesmas Kemalang, Rudhy Hendratno, jumlah pengungsi pada Rabu, mengalami peningkatan. Saat itu, hujan abu vulkanik bercampur air cukup pekat. “Abu vulkanik terhirup warga sehingga menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas. Sementara hingga semalam (3/11), pengungsi membludak. Jumlah pasien ISPA bertambah,'' ujarnya, di Puskesmas Kemalang, Klaten, Kamis (4/11).
Selain ISPA, sejumlah pengungsi juga mengeluhkan sakit mata akibat lebatnya hujan abu vulkanik. Tercatat sebanyak 31 orang dirawat karena sakit mata. Sementara, cuaca yang cukup dingin membuat 39 pengungsi lainnya mengeluh pusing. Selain itu, pengungsi juga sudah mengeluhkan penyakit diare. Sebanyak 8 orang memeriksakan diri hingga Kamis. Seluruh pasien tersebut mendapatkan rawat jalan.
Meski jumlah pasien bertambah, Rudhy mengungkapkan ketersediaan obat masih mencukupi. Pun, dengan ketersediaan masker. “Hari ini (4/11), masker sudah didistribusikan lagi untuk desa-desa yang baru saja dilanda hujan abu. Bantuan masker juga sudah mulai banyak, “ ujarnya.
Untuk merawat pengungsi yang sakit, Rudhy mengungkapkan, jumlah petugas masih mencukupi. Petugas tersebut berasal dari 33 puskesmas lain dan 7 rumah sakit yang secara bergiliran melayani pengungsi. “Tim medis dari Dinkes Wonogiri juga membantu di Desa Kepurun,“ ungkapnya. Di lokasi pengungsian Desa Keputran sendiri, terdapat tiga posko kesehatan, yakni Puskesmas Kemalang, Rumah Sakit Lapangan RS Moewardi, dan Posko Kesehatan Dinas Kesehatan setempat.