REPUBLIKA.CO.ID,KERINCI, JAMBI--Kabupaten Kerinci dan sekitarnya menurut Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) berpotensi mengalami bencana air bandang seperti yang terjadi di Wasior, Papua atau Losari, Sulsel. Dilihat dari tipologi dan topografi alam Kerinci yang bergunung-gunung dan perbukitan, tidak menutup kemungkinan daerah ini bisa mengalami nasib seperti Wasior yang mengalami bencana alam banjir bandang dan tanah longsor September lalu, kata Kepala BBTNKS Ir Luhut Sihombing melalui Staf Humas dan Evaluasi Lapangan Yohan Hendratmoko di Kerinci, Jumat.
Hal tersebut bukan sebatas prediksi atau ramalan, namun juga atas penelitian dan pengamatan ilmiah terhadap tipologi dan topografi alam Kerinci dan sekitarnya yang bergelombang penuh pegunungan dan pebukitan. Keadaan tersebut sama dengan kondisi alam Wasior. Selain itu, kondisi tanah pun memiliki tipe yang sama baik jenis tanah maupun tingkat kerenggagannya. Yang lebih memungkinkan adalah banyak danau yang berada di ketinggian atau di atas pebukitan.
Danau terbesar Gunung Tujuh di Kayu Aro, dan Danau Kaco di Gunung Raya yang berada di puncak pengunungan. Danau Gunung Tujuh adalah danau tertinggi di Asia Tenggara. Selain kedua danau itu masih ada danau di daratan tinggi lainnya, termasuk Danau Lingkat di Lempur dan danau-danau kecil lainnya yang tersebar di hampir semua kawasan dan kecamatan.
Danau-danau di tempat tinggi tersebut merupakan daerah tangkapan air utama di kawasannya. Danau Gunung Tujuh saat ini kondisinya relatif aman karena keberadaannya diapit oleh tujuh gunung. Namun satu-satunya celah penyaluran gendangan airnya dari cekungannya adalah air terjun di sebelah barat laut danau tersebut. "Jika dalam kondisi cuaca ekstsrim seperti yang terjadi saat ini mengakibatkan curah hujan meningkat maka debit airnya bisa bertambah," katanya.
Kalau celah pembuangan air alami berupa air terjun tersebut tidak sanggup menahan, air danau akan tumpah dan mengalir ke arah desa-desa di kaki gunung, salah satunya Desa Kersik Tuo yang merupakan kota kecil dengan jumlah rumah dan jumlah penduduk teramai. Berdasarkan berbagai potensi itulah, kata Yohan, Kerinci berpeluang mengalami bencana banjir bandang seperti yang menimpa Wasior.
Selain Kerinci daerah sekitarnya juga memiliki potensi yang sama seperti Kaubupaten Merangin di sebelah timur dan Kabupaten Padang Aro (Sumbar) di sebelah barat. Karena itu, katanya, meskipun kemungkinan terjadinya banjir bandang tersebut hanya 20 persen, diharapkan tingkat kewaspadaan masyarakat dan kesiapsiagaan pemerintah harus tetap ditingkatkan.
Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosfisika Provinsi Jambi RL Tobing juga mengingatkan agar masyarakat Kerinci dan sekitarnya bisa meningkatkan kewaspadaannya. Perubahan cuaca ekstrim yang melanda Jambi saat ini di Kerinci potensial terjadinya bencana alam yang disebabkan oleh hujan dan tiupan angin terus menerus yang berpotensi melonggarkan tingkat kerekatan tanah.
"Bahaya yang bisa mengancam Kerinci dan sekitarnya akibat perubahan cuaca ekstrim ini di antaranya tiupan angin kencang disertai petir dan halilintar atau bisa disebut badai gunung, lalu juga bahaya banjir bandang dan tanah longsor. Perlu waspada dan siaga," tambahnya.