REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy mengatakan, PPP mengusulkan agar anggaran ke luar negeri 2010 yang dibatalkan untuk dialihkan menjadi cadangan risiko fiskal terkait bencana. Dalam pesan singkat, Senin (8/11), dia mengatakan, usulan PPP tersebut sebagai tindak lanjut dari instruksi partai untuk membatalkan kunjungan anggota DPR ke luar negeri.
"Ketua umum DPP PPP per 7 November 2010 telah menginstruksikan agar seluruh anggota Fraksi PPP DPR RI membatalkan rencana kunjungan ke luar negeri, baik dalam penugasan komisi, badan, GKSB (gugus kerja sama bilateral), pansus, maupun panja sepanjang tahun 2010," katanya.
Ia menambahkan, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali juga menginstruksikan agar mereka yang kini tengah melakukan perjalanan di luar negeri untuk segera pulang, sehingga dapat menghemat anggaran. Dengan demikian, dana yang belum terpakai dari kunjungan ke luar negeri itu dapat dialihkan untuk anggaran cadangan bencana.
"PPP meminta agar anggaran kunjungan ke luar negeri 2010 tersebut dialihkan untuk tambahan cadangan resiko fiskal terkait bencana." tegasnya.
Ia mengatakan, pihaknya ikut merasakan duka dan bersimpati kepada para korban bencana, mengingat banyaknya bencana yang terjadi dalam waktu dekat ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya harus menjadi pengungsi. Seperti telah diberitakan, setidaknya tiga bencana dalam waktu berdekatan menghantam wilayah Indonesia yang mengakibatkan banyak korban jiwa meninggal dunia dan harta benda milik warga musnah.
Bencana tanah longsor dan banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang terjadi pada 4 oktober 2010 telah mengakibatkan ratusan orang meninggal, ribuan menjadi pengungsi dan kota Wasior terpuruk. Bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, yang terjadi pada 25 Oktober 2010 mengakibatkan lebih dari seratus orang meninggal dunia dan ribuan lainnya menjadi pengungsi.
Meletusnya Gunung Merapi yang telerletak di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang hingga kini masih bergolak mengakibatkan lebih dari seratus orang meninggal dunia dan angkanya terus bertambah hingga kini. Sementara puluhan ribu lainnya harus menjadi pengungsi, meninggalkan kampung halamannya yang luluh lantak akibat terjangan awan panas, debu vulkanik, lahar dingin, kerikil dan batu yang dimuntahkan Gunung Merapi.