REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi yang menempati sejumlah posko pengungsian di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mencapai 99.293 jiwa hingga Senin malam. "Data sementara yang kami peroleh menyebutkan bahwa para pengungsi menempati 174 titik di 16 kecamatan di seluruh Klaten," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretaris Daerah Klaten, Sugeng Haryanto, Senin.
Penambahan jumlah pengungsi di Klaten, lanjut Sugeng, terhitung sangat cepat karena hingga Senin pagi pengungsi baru berjumlah sekitar 93 ribu jiwa. Sementara itu, Koordinator Posko Pengungsian Pemkab Klaten Joko Rukminto memperkirakan eksodus besar-besaran para warga terjadi karena ada peningkatan aktivitas
Merapi yang ditandai dengan terdengarnya suara gemuruh pada beberapa malam belakangan. "Suara gemuruh setiap dini hari membuat warga panik dan memutuskan untuk mengungsi meskipun rumah mereka berada di luar radius aman 20 kilometer," kata Joko.
Perpindahan warga tersebut, lanjut dia, mau tidak mau memaksa Pemkab terus mencari alternatif tempat tinggal sementara bagi para warga. Joko mengakui Pemkab merasa kewalahan karena seluruh lokasi berkapasitas besar telah digunakan dan dihuni ribuan pengungsi. "Sementara ini, Pemkab meminta warga di kawasan Kota Klaten untuk menampung warga lereng untuk sementara waktu," katanya.
Bagaimana pun, lanjutnya, Pemkab harus tetap memberikan rasa aman pada para warga karena aktivitas Merapi masih tidak stabil. "Jaminan keamanan dan keselamatan warga harus diupayakan agar warga tidak kembali ke permukiman mereka sebab Merapi masih mengancam hingga saat ini," kata dia.