REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan bahwa pemerintah membangun 35 barak hunian sementara bagi korban bencana alam di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. "Sudah terbangun 35 unit barak dari 110 yang kami rencanakan," kata Menko Kesra Agung Laksono pada jumpa wartawan di Kantor Kemenko Kesra Jakarta, Kamis (11/11).
Meski tidak menyebutkan secara pasti berapa total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan barak hunian sementara tersebut, namun Agung memastikan jumlahnya tidak besar mengingat bahan dasar yang digunakan sebagian besar dari kayu-kayu lokal yang terdapat di lokasi bencana.
Agung juga menjelaskan, proses pembangunan barak hunian sementara tersebut dibantu oleh 1.000 prajurit Tentara Nasional Indonesia yang sebagian besar dari Yonzipur Kodam V Brawijaya. Menurut dia, barak hunian sementara tersebut akan tuntas dalam waktu dekat dan bisa segera dihuni oleh para korban bencana banjir bandang Wasior yang kini mengungsi di Manokwari dan Nabire.
"Dalam waktu dekat pembangunan barak hunian sementara tersebut kami harapkan segera tuntas sehingga bisa ditempati para pengungsi yang kehilangan rumah mereka karena banjir bandang," katanya.
Namun demikian, Agung belum dapat memastikan kapan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi atau pembangunan kembali bisa dilaksanakan di Wasior. "Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi belum ditentukan waktu pastinya, namun akan segera dilakukan setelah tahapan pembangunan rumah sementara tuntas," katanya.
Dia menjelaskan, tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi berarti membangun kembali rumah baru bagi penduduk secara permanen. Sementara hal tersebut membutuhkan proses pendataan penduduk yang rumahnya rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. "Jika pendataan sudah tuntas baru bisa masuk ke tahapan pembangunan kembali," katanya.