REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG-Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau pemerintah kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan TNBTS untuk menutup sementara objek wisata Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut (mdpl). "Setelah mendengarkan pemaparan dari tim ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), lebih baik ditutup sementara objek wisata Gunung Bromo," kata Soekarwo usai mendengarkan pemaparan PVMBG di Pemkab Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jatim mengutamakan keselamatan daripada pendapatan asli daerah (PAD) meningkat, namun bahaya mengancam masyarakat. "Kalau saya lebih memilih pendapatan turun asalkan selamat daripada pendapatan meningkat, namun banyak warga yang tidak selamat," ucap Gubernur Jatim yang akrab disapa Pak De itu.
Kendati demikian, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan tim teknis di Pemkab Probolinggo, Pasuruan dan TNBTS selaku pengelola objek wisata Gunung Bromo. "Dalam waktu dekat, saya akan memanggil sejumlah pihak tim teknis di Pemkab Probolinggo dan Pasuruan untuk berkoodinasi terkait dengan aktivitas Gunung Bromo itu," tuturnya menjelaskan.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG M. Hendrasto mengatakan, pihaknya sudah memberikan informasi perkembangan aktivitas Gunung Bromo kepada TNBTS dan pemkab setempat. "Kami memberikan rekomendasi, supaya pengelola tidak memperbolehkan wisatawan berada sepanjang satu kilometer dari kawah Gunung Bromo karena berbahaya," tuturnya.
Menurut dia, PVMBG mencatat gempa vulkanik Gunung Bromo mulai muncul sejak Senin (8/11) dan mengeluarkan letusan abu berjarak satu kilometer yang berbahaya. "Saya minta TNBTS memasang papan larangan kepada wisatawan untuk tidak mendekati kawah sepanjang satu kilometer di lokasi objek wisata Gunung Bromo itu," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya meningkatkan pemantauan secara terus menerus setelah gempa vulkanik yang terjadi pada Senin (8/11), namun status Gunung Bromo itu masih waspada atau Level II. "Kalau wisatawan tidak mendekat ke kawah dengan jarak lebih satu kilometer, tidak ada masalah. Kami hanya memberikan rekomendasi, untuk tindakan di lapangan diserahkan sepenuhnya kepada pihak TNBTS yang mengelola Gunung Bromo," tegasnya.