REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Sebanyak 19 pengungsi Gunung Merapi dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sujarwadi, Klaten, Jawa Tengah, karena mengalami gangguan kejiwaan akibat bencana erupsi Merapi yang terus terjadi sejak Selasa (26/10) lalu.
"Sebagian besar penderita yakni 15 orang di antaranya telah mengalami penyakit gangguan jiwa sebelumnya dan kambuh ketika menghadapi bencana erupsi Merapi," kata Direktur Utama RSJD Sujarwadi, Endro Suprayitno, di Klaten, Kamis.
Sebenarnya, kata Endro, para pengungsi tersebut telah sembuh dari gangguan kejiwaan namun kambuh karena merasakan ketakutan yang berlebih terhadap ancaman erupsi Merapi.
Sementara empat pasien lainnya, lanjut dia, baru mengalami gangguan jiwa ketika berada di posko-posko pengungsian dan seluruhnya mendapatkan perawatan intensif di RSJD Klaten.
Dia mengatakan para pengungsi diketahui mulai mengalami gangguan jiwa setelah mengalami gejala-gejala seperti merasa gelisah, takut secara berlebihan, dan berkelakuan tidak wajar.
Tidak hanya berasal dari Kabupaten Klaten, jelas Endro, para pasien tersebut juga berasal dari Kabupaten Sleman yang kawasannya mengalami kerusakan parah akibat sapuan awan panas Merapi.
"Sejak pertama kali meletus pada Selasa (26/10) lalu hingga Kamis (11/11), paling tidak sebanyak lima pengungsi setiap harinya dilarikan ke RSJD karena mengalami gejala awal gangguan jiwa di posko-posko pengungsian," kata dia.
Dengan demikian, lanjut Endro, pihaknya menyiagakan satu tim medis yang diisi seorang dokter spesialis jiwa dan tiga perawat yang juga bertugas menyisir lokasi-lokasi besar pengungsian di kawasan kota Klaten.
"Salah satu hal yang paling diantisipasi adalah pengungsi mengalami depresi karena merasa bosan di lokasi pengungsian," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Ronny Roekminto, mengatakan Kementerian Kesehatan telah mengirimkan enam orang tenaga medis khusus kejiwaan yang mulai bekerja di RSJD Sujarwadi Klaten.
"Kemenkes secara khusus mengirimkan tenaga medis untuk menangani para pengungsi yang depresi karena telah lama menempati lokasi-lokasi pengungsian akibat ancaman erupsi Merapi yang masih terus berlangsung," katanya.