REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Intensistas curah hujan yang tinggi pada musim penghujan tahun 2010 ini, memungkinkan terjadinya bencana banjir maupun tanah longsor. Dampak itulah yang harus diwaspadai bagi para pemudik Lebaran Idul Adha 1432 H yang hendak pulang ke kampung halamannya masing-masing melalui jalur utama Cadaspangeran, Kabupaten Sumedang.
Pasalnya, di sepanjang jalur berkelok-kelok itu, ada delapan titik longsor yang berpotensi bahaya. Dalam kondisi curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, siapa pun yang melintas jalur Cadaspangeran diminta untuk waspada,” kata petugas kepolisian di pos jaga Cadaspangeran, yang tidak mau disebut namanya, kepada Republika, Senin (15/11).
Hal itu, tegas dia, karena tanah tebing di Cadaspangeran mudah longsor ketika dalam posisi jenuh air hujan. Akibatnya, tanah tidak kuat lagi menahan sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi longsor. “Memang sudah ada alat berat yang siaga setiap waktu. Ini untuk mempermudah proses pembersiahan material tanah longsor yang menutup jalan, seperti terjadi pekan kemarin,” katanya menjelaskan.
Saat terjadi longsor akhir pekan kemarin, terjadi antrean panjang kendaraan baik dari arah Bandung maupun Cirebon. Ratusan kendaraan itu tak bisa bergerak, mengingat ruas jalan utama tersebut tertimbun longsoran tanah. Beruntung, meski membutuhkan waktu sekitar lima jam, tumpukan tanah longsoran itu bisa dipinggirkan dengan alat berat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Sigit Udjwalaprana mengaku, pihaknya siap mengantisipasi datangnya bencana alam di Jabar. Bahkan, BPBD Jabar pun telah memetakan daerah rawan bencana. Hasilnya, ada sebanyak 14 Kabupaten/Kota yang dinilai rawan terjadi bencana alam antara lain Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bandung Barat.