REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Jumlah korban tewas akibat diterjang gelombang Tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepuluan Mentawai, Sumatera Barat, yang data terakhir tercatat 508 orang bertambah satu orang menjadi 509 orang. "Sebelumnya korban tewas berhasil ditemukan sebanyak 508 orang, namun bertambah pada Kamis (18/11) sekitar pukul 16.00 WIB menjadi 509 orang," kata Kabid Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Ade Edwar di Padang, Kamis.
Warga yang belum ditemukan Tim SAR akibat diterjang gelombang tsunami pada Senin (25/10) sebanyak 21 orang. Ia mengatakan, data korban tewas tersebut yang dihimpun oleh BPBD Mentawai selanjutnya dilaporkan kepada BPBD Sumbar. "Setiap satu jam BPBD Mentawai memberikan laporan pada BPBD Sumbar mengenai data korban tewas dan warga hilang," katanya.
Korban Tsunami yang mengalami luka-luka ketika terjadi tsunami menjalani perawatan di Puskesmas Sikakap, Mentawai, tercatat 12 orang. Rumah penduduk yang mengalamu rusak akibat diterjang tsunami sebanyak 672 unit rusak berat, 300 unit rusak ringan, gedung sekolah yakni bangunan SD enam unit rusak berat, SMP satu unit rusak berat.
Rumah Dinas 7 unit rusak berat, 2 unit Resort rusak berat yakni Resort Marcaroni dan Kateit, 1 unit kapal pesiar terbakar, 1 unit kapal pesiar rusak ringan. Rumah Ibadah 13 unit, fasilitas umum yang rusak akibat tsunami yakni jembatan 12 unit, jalan P2D rusak sepanjang 8 km.
Korban tsunami selain menjalani perawatan di rumah sakit darurat dan Puskesmas Sikakap, Mentawai, korban mengalami luka-luka akibat Tsunami ada yang dirujuk ke rumah Sakit M. Jamil Padang, serta RSUD Muko-muko Bengkulu. Korban menjalani perawatan di rumah sakit M. Jamil Padang, sebanyak 14 orang. Dua orang korban yang sudah pulang yakni, Pardamean, serta Alexius. Pasien bernama Pardamean (28), serta Alexius dibolehkan pulang pada 16 November 2010, sekitar pukul 15.00 WIB.