REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pengungsi bencana letusan Gunung Merapi yang sebelumnya tersebar di sejumlah lokasi, Selasa mulai dipindahkan dan disatukan di Stadion Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
"Sebelumnya kami mengungsi di Desa Tanubayan, Kabupaten Bantul, kemudian hari ini kami diperintahkan pindah ke Stadion Maguwoharjo, karena semua pengungsi dijadikan satu di stadion," kata pengungsi dari Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Sleman Sulasmi.
Menurut dia, dirinya bersama 19 Kepala Keluarga (KK) pindah ke Stadion Maguwoharjo dengan diantar beberapa mobil relawan. "Kami tadi dijemput di Bantul oleh para relawan dan langsung diantar ke Stadion Maguwoharjo ini," katanya.
Kedatangan para pengungsi tersebut langsung disambut saudara dan tetangga mereka yang selama ini berada di pengungsian Stadion Maguwoharjo dan suasana haru terlihat saat para pengungsi bertemu dengan kerabat dan tetangganya. Bahkan beberapa dari mereka terlihat menitikkan air mata sambil berpelukan dengan kerabat dan tetangga yang sudah lebih dulu menampati Stadion Maguwoharjo.
Sulasmi mengaku hanya bisa pasrah dan menunggu kebijakan dari pemerintah terkait kepindahan dan rencana dipindahkan ke shelter atau rumah hunian sementara yang mulai dibangun. "Saat ini kami sudah tidak punya rumah. Kami juga tidak punya harta benda karena semuanya termasuk sapi habis diterjang awan panas Gunung Merapi, namun kami masih bersyukur karena semua keluarga selamat dan tinggal bersama di barak pengungsian Maguwoharjo," katanya.
Ia mengatakan, saat setelah terjadi letusan besar Gunung Merapi 5 November 2010, dirinya juga mengungsi di Stadion Maguwoharjo, namun kemudian pindah ke Bantul karena stadion penuh sesak ketika itu.
"Saat itu pengungsi banyak sekali dan penuh sesak sehingga tidak nyaman. Atas dasar itu kami pindah ke Bantul yang lebih nyaman," katanya