REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Dampak erupsi Gunung Merapi dinilai tidak mempengaruhi pasokan berbagai produksi pertanian di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), selama bulan Oktober hingga November ini. Meski sejumlah komoditas pertanian dan holtikultura yang ada di wilayah bencana Merapi mengalami kerusakan cukup parah, pasokan komoditas pertanian dari daerah lain tetap lancar.
Hal ini membuat kekhawatiran bakal melonjaknya harga produk pertanian di Jateng, pascaerupsi Gunung Merapi ini tak terbukti. Karena tidak signifikan terhadap pasokan hasil produksi pertanian di Jawa Tengah.
“Sehingga harga komoditas pertanian relatif stabil,” ujar Pemimpin Bank Indonesia (PBI) Semarang, Ratna E Amiyati, di Semarang, Kamis (25/11).
Namun, lanjut Ratna, meskipun pasokan hasil pertanian di Jateng relatif aman, secepatnya perlu dilakukan rehabilitasi lahan pertanian di wilayah bencana. Hal ini untuk menjaga keberlangsungan pasokan berbagai produk pertanian dan holtikultura di Jateng dalam jangka panjang.
Ratna juga menyampaikan, hasil rapat memperkirakan, kenaikan harga sejumlah komoditas barang kebutuhan pokok di Jateng diprediksi akan kembali terjadi pada bulan November ini.
Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jateng memprediksi, harga komoditas pada bulan November 2010 diperkirakan bakal lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, tomat sayur, cabe merah, rokok kretek, telur ayam ras, daging kambing, dan daging sapi. Sementara sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain daging ayam ras dan wortel.
Berdasarkan informasi Dispertan Provinsi Jateng, target produksi tanaman pangan optimistis tercapai sehingga stok pangan di relatif masih mencukupi hingga akhir tahun 2010 (Natal dan Tahun Baru) mendatang.