REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Titik utama semburan lumpur Lapindo bertambah dari satu menjadi dua yang diduga karena dipengaruhi adanya peningkatan aktivitas yang terjadi pada Gunung Bromo selama dua pekan terakhir.
Deputi Operasional Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Sofyan Hadi, Sabtu, mengatakan, saat ini jumlah titik semburan yang ada di pusat semburan bertambah dari satu menjadi dua.
"Bahkan beberapa hari yang lalu titik semburan tersebut sempat muncul menjadi tiga titik dengan intensitas lumpur yang dikeluarkan bervariasi," katanya.
Ia menjelaskan, bertambahnya titik semburan di pusat semburan tersebut mulai muncul sejak sepuluh hari terakhir dan diprediksi titik semburan tersebut bisa bertambah. "Titik di pusat semburan tersebut bisa saja bertambah, tapi itu hanya bersifat fluktuatif yang sewaktu waktu akan kembali lagi," katanya.
Ia mengatakan, sejak tanggal 18 November lalu tepatnya sebelum ada peningkatan status Gunung Bromo, semburan lumpur berasal dari tiga titik dengan mengepulkan asap putih.
"Namun sejak adanya peningkatan status Gunung Bromo kondisi semburan menyusut menjadi dua titik dan bertahan hingga saat ini," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan aktivitas vulkanik lumpur Lapindo juga ditandai dengan keluarnya lagi lumpur kental dengan temperatur lebih panas yang mencapai 32 derajat celcius. "Padahal mulai tahun 2010, aktivitas kawah utama semburan lumpur Lapindo mulai mengecil," katanya.
Ia mengatakan, volume lumpur yang keluar pada tiga bulan pertama tahun 2010 hanya 10 ribu meter kubik perhari atau jauh lebih kecil dibandingkan puncak semburan pada juni 2006 lalu yang mencapai 180 ribu meter kubik perhari.
Sementara pada triwulan kedua 2010 yang keluar dari pusat semburan lebih didominasi air, tapi mulai sepuluh hari belakangan malah lebih dominan lumpur bahkan dengan kepekatan dan suhu lebih tinggi dari biasanya.
Ia sendiri belum bisa memastikan apakah ada kaitan langsung antara peningkatan aktivitas Gunung Bromo dengan peningkatan aktivitas vulkanik Lumpur Lapindo
"Jika memang sistem di bawah permukaan Lumpur Lapindo terkait dengan Gunung Bromo, bisa jadi tekanan bawah permukaan yang terjadi di sistem gunung bromo bakal berdampak pada Lumpur Lapindo," katanya.
Sementara itu, Wakil Kepala Humas BPLS Akhmad Kusairi mengaku saat ini memang terdapat dua buah titik semburan baru di kolam penampungan utama. "Namun, kami masih belum bisa memastikan apakah fenomena tersebut berhubungan langsung dengan terjadinya peningkatan di Gunung Bromo," katanya.
BPLS, kata dia, akan melakukan pemantauan secara detail untuk memastikan kondisi semburan saat ini dengan mengunakan alat yang kemungkinan bisa melihat perubahan pada semburan.