REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO-–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur untuk Gunung Bromo merasa tenang. Perasaan tersebut diungkapkan Catur, Koordinator BPBD Jatim, karena aktivitas gunung Bromo berdasarkan laporan Tim Tanggap Darurat Bromo dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah mulai menurun.
‘’Kondisi vulkanik Bromo mulai mengalami penurunan. Untuk sementara, memang merasa tenang, tapi kami tetap waspada dan siaga,’’ jelas Catur di Posko Taktis Penanggulangan Bencana Bromo di Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Selasa (30/11).
Dijelaskan dia, sesuai data yang ada di Posko Tanggap Darurat Bromo, grafik aktivitas gunung yang banyak dikunjungi wisatawan domistik dan asing itu berbeda dibandingkan sebelumnya. Secara visual, kata ia, asap yang dikeluarkan sudah berwarna putih dan menipis.
Selain itu, kata dia, kondisi cuaca selama seharian cukup kondusif, meski siang hingga sore hari sempat turun hujan lebat. Turunnya hujan itu dinilai berdampak baik karena asap dari kawah Bromo yang mengandung abu dan pasir halus penyebarannya terbatas.
Bahkan, pengembangan badan gunung karena erupsi Bromo yang terjadi selama ini sudah mengempes lagi. ‘’Jadi, penurunan aktivitas itulah yang membuat sedikit tenang, meski sekarang di sekirar Bromo kondisinya berkabut ,’’ katanya.
Kendati aktivitas vulkanik Bromo mulai menurun, kata dia, status awas tidak bisa dicabut begitu saja. Alasannya, harus dilihat perkembangannya dalam empat hingga tujuh hari ke depan. Sebab, kata dia, karakter dan pola letusan Bromo ini berbeda dengan gunung api lainnya.
‘’Saat secara visual tak mengkhawatirka, karena hanya mengeluarkan asap putih tipis itu bukan berarti sudah aman. Justru itu yang harus kita waspadai. Sebab kejadian sebelumnya justru Bromo meletus saat mengeluarkan asap putih dengan ketebalan yang tipis,’’ katanya.
Karena itu, kata dia, BPBD Jatim tetap siaga. Seluruh persiapan terkait dengan penanggulangan bencana Bromo ini semakin dimantapkan. Termasuk personel pengamanan, kendaraan untuk evakuasi dan tempat-tempat pengungsian. ‘’Sehingga, sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat, semua tinggal langsung bergerak,’’ pungkasnya.