REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Reza Mochamad Faruqi (20), pilot pesawat latih milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug yang terjatuh di perairan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten, hingga Kamis (2/12) sore, belum ditemukan. Keluarga korban yang ikut menunggu proses pencarian berharap Reza bisa segera ditemukan.
"Saya minta keseriusannya melakukan pencarian baik dari tim SAR maupun dari pihak STPI Curug. Sehingga anak saya bisa ditemukan," kata Dadang Sukarya, 49 tahun, orang tua Reza, Kamis (2/12). Reza, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Dadang Sukarya (49) dan Siti Rohmayati (44) Warga Margacinta, Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat. Dia anak laki-laki satu-satunya.
Sejak pagi, Dadang ikut dalam pencarian anaknya hingga ke tengah laut menggunakan kapal nelayan. Namun hingga sore hari, Dadang kembali ke daratan dengan tangan hampa. Dia pun tak kuasa menahan tangis melihat istri dan anak-anaknya yang telah menunggu di bibir pantai.
Siti Rohmayati, ibu korban hilang, juga ikut menangis hingga terjatuh pingsan. Bahkan Rohmayati sempat berteriak histeris memanggil-manggil nama Reza. "Bapak cari Reza. Bapak cari Reza," teriaknya. Meski sudah dua hari Reza belum juga ditemukan namun Rohmayati masih berharap anaknya selamat.
Sementara itu, Kabag Humas Badan SAR Nasional, Gagah Prakoso, mengatakan tim SAR masih terus melakukan pencarian korban yang hilang dan belum menetapkan batas waktu pencarian. "Selama ada tanda-tanda kehidupan, seperti ditemukannya serpihan-serpihan pesawat, pencarian terus kita lakukan," kata Gagah.
Karena itu, tim SAR mengefektifkan pencarian dengan menggunakan helikopter selama tiga hari. "Jika ada yang terlihat mengapung di laut kita cepat menolong," kata Gagah. Selain itu, para penyelam tim SAR gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Polair Polda Banten, dan TNI Angkatan Laut, terus melakukan pencarian hingga ke dasar laut.
Hingga saat ini, kata Gagah, tim SAR telah menemukan serpihan badan pesawat, roda belakang sebelah kanan, sayap, jok pesawat pesawat. "Serpihan-serpihan ini kemungkinan terbawa arus laut," kata Gagah.
Karena itu, kata Gagah, titik koordinat pencarian kemudian digeser hingga 5 derajat dari koordinat awal yang diduga tempat jatuhnya pesawat yakni, 05'58'876 Lintang Selatan dan 106'08'460 Bujur Timur. "Namun hingga koordinat 8 kita belum menemukan juga. Pergeseran terjadi kemungkinan karena kedalaman laut yang mencapai 10 meter dan dari speed pesawat itu sendiri," ujar Gagah.
Menurut Gagah, pencarian sempat terhambat karena cuaca buruk. Selain itu minimnya pelengkapan dan peralatan yang dimiliki juga memperlambat proses pencarian. Bahkan, pencarian sempat terhenti sementara, pada malam hari karena tidak adanya penerangan.