Selasa 12 Aug 2025 14:32 WIB

Cegah Remaja Terjerat Narkoba, Peran Ortu Penting di Fase Pencarian Jati Diri

Menurut psikolog, keluarga harus jadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi remaja.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas mengawasi sejumlah pengguna yang tertangkap dalam razia narkoba jenis sabu-sabu di kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur di Samarinda, Jumat (1/8/2025). BNNP Kaltim mengamankan 94 orang pengguna narkoba setelah adanya laporan warga setempat terkait adanya transaksi narkoba jenis sabu-sabu pada Jumat (1/8/2025) pukul 01.00 WITA di kawasan A.M Sangaji, Samarinda.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Petugas mengawasi sejumlah pengguna yang tertangkap dalam razia narkoba jenis sabu-sabu di kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur di Samarinda, Jumat (1/8/2025). BNNP Kaltim mengamankan 94 orang pengguna narkoba setelah adanya laporan warga setempat terkait adanya transaksi narkoba jenis sabu-sabu pada Jumat (1/8/2025) pukul 01.00 WITA di kawasan A.M Sangaji, Samarinda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Novi Poespita Candra dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan keluarga harus menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi remaja, terutama saat mereka berada dalam fase pencarian identitas yang rentan. Novi menjelaskan  remaja yang paling mudah terpengaruh narkoba adalah mereka yang sedang mengalami krisis diri.

"Biasanya remaja yang terpengaruh menggunakan narkoba adalah mereka yang mengalami krisis diri, tidak tahu cara mencari jati diri yang benar, dan lemah dalam berpikir konsekuensi," kata Novi pada Selasa (12/8/2025).

Baca Juga

Oleh karena itu, rumah harus menjadi tempat yang paling aman bagi remaja untuk "pulang". "Keluarga dan orang dewasa mestinya menjadi tempat paling aman bagi remaja untuk menemukan dirinya yang sejati," ujarnya.

Menurut dia, peran rumah sebagai tempat aman untuk pulang menjadi sangat penting di tengah riuhnya lingkungan yang memengaruhi remaja. Untuk menjalankan peran ini, Novi menekankan pentingnya orang tua menjadi mitra dialog dan sumber literasi bagi remaja. Dialog menjadi cara paling efektif untuk mengubah cara berpikir seseorang. Ini dapat dibangun melalui waktu berkualitas yang dihabiskan antara orang tua dan remaja, di mana orang tua banyak bertanya dan mendengarkan.

"Dialog adalah cara paling efektif mengubah cara berpikir manusia. Ini dibangun lewat waktu berkualitas antara remaja dan keluarga, dengan orang tua banyak bertanya dan mendengarkan," kata Novi.

Selain berdialog, orang tua juga dinilai perlu mengajak remaja untuk melakukan aktivitas yang bermakna bersama-sama. Ini bertujuan untuk memperkuat hubungan emosional dan menciptakan ikatan yang kuat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement