REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, sudah mengizinkan warga yang mengungsi untuk kembali ke rumahnya. Akan tetapi tidak diizinkan untuk berada di kawasan berbahaya, 2,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Betul (warga sudah bisa kembali), kecuali yang direkomendasi tadi (zona berbahaya 2,5 kilometer)," ujar Syamsul di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jumat (3/12). Pemerintah sampai saat ini masih tetap melakukan kegiatan tanggap darurat. Agar tetap bisa mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Untuk mendukung kepulangan pengungsi itu, pemerintah sudah mulai membangun hunian sementara (huntara). Di Provinsi DI Yogyakarta diperkirakan sebanyak 2.613 huntara yang akan dibangun bisa selesai pada minggu ketiga bulan Desember. "Sekarang ini sudah dimulai pembangunannya," kata Syamsul. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah, 366 huntara yang rencananya akan dibangun, ditargetkan selesai pada 8 Desember.
Kemudian, untuk penghuni huntara ini disiapkan bekal hidup yang bisa mencukupi kebutuhan selama 10 hari. Bekal hidup itu merupakan bahan makanan yang tersisa di posko pengungsian. Kemudian, pengungsi yang tinggal di huntara juga akan diberikan jaminan hidup berupa uang sebesar Rp 5.000 dan beras 0,4 per hari selama satu bulan.
Untuk selanjutnya masyarakat akan didorong untuk melakukan kegiatan padat karya. Kegiatan ini bisa berupa, pembersihan pohon salak, pembersihan jalan, pembuatan bronjong, atau kegiatan-kegiatan rehabilitasi yang lain. Tujuannya agar masyarakat bisa mempunyai daya beli.