REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Wisatawan Jepang berliburan ke Bali sebanyak 212.894 orang selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2010, merosot 24.43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 281.826 orang. Padahal Jepang merupakan salah satu negara pasaran potensial pariwisata Bali, di samping Australia dan negara-negara lain di kawasan Eropa dan sebagian Amerika,
Merosotnya jumlah wisatawan asal Negeri Sakura ini harus dicermati. Negara itu menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok pelancong ke daerah ini, kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, masyarakat Jepang itu ke Bali sebagian besar melalui Bandara Ngurah Rai dengan menumpang pesawat yang terbang langsung dari negaranya, dan hanya sembilan orang yang tercatat melalui pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar.
Beberapa wisatawan Jepang yang sudah beberapa kali berliburan ke Bali memanfaatkan waktunya selama di Pulau Dewata untuk belajar tabuh dan tari Bali. Mereka dengan di antar pramuwisata (guide) berbahasa Jepang, belajar tabuh dan tari Bali pada sejumlah seniman.
Gede Suarsa menambahkan, kunjungan wisatwan Jepang memberikan kontribusi sebesar 9,91 persen dari total wisman ke Bali sebanyak 2.126.161 orang, meningkat 8,66 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 2.149.030 orang.
Dari sepuluh negara terbanyak memasok pelancong ke Bali, delapan negara mengalami peningkatan signifikan dan dua negara menurun.
Delapan negara masyarakatnya semakin banyak ke Bali meliputi Australia sebesar 47,28 persen, China 0,37 persen, Malaysia 8,05 persen, Taiwan 6,05 persen, Korea Selatan 0,47 persen, Inggris 4,32 persen, Jerman 13,84 persen dan Singapura 66,06 persen.
Sedangkan dua negara yang masyarakatnya berkurang ke Bali selain juga masyarakat Perancis menurun 6,84 persen dari 98.290 orang periode Januari-Oktober 2009 menjadi hanya 91.569 orang, ujar Gede Suarsa.