REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pukul 10.50 WIB, Selasa (21/12) siang kemarin ternyata tidak berdampak pada status Gunung Merapi yang telah diturunkan dari Awas ke Siaga sejak akhir November 2010 lalu.
Kepala Badan Penyelidikan dan Penelitian Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Dr Subandriyo menyatakan, gempa tektonik tersebut hingga Selasa petang ini tidak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi. "Status masih Siaga, dan tidak ada kenaikan aktivitas," tandasnya. Menurutnya tidak ada gempa vulkanik yang ditunjukkan oleh aktivitas gunung tersebut setelah gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta.
Diakuinya, aktivitas gunung Merapi cenderung menunjukan penurunan dibandingkan aktivitas sebelumnya. "Gempa vulkanik terlihat empat kali pada Ahad lalu, sekarang belum ada. Mudah-mudahan terus menurun," paparnya. Letusan sekunder di Lereng Merapi akibat tumpukan material Merapi yang terkan air hujan juga tak terlihat lagi.
Gempa dengan kekuatan 5,8 Skala Richter (SR) mengguncang Kota Yogyakarta dan sekitarnya pukul 10.50 WIB, Selasa siang kemarin. Menurut data di Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, pusat gempa berada di 140 Km tenggara Wonosari, Gunung Kidul, DIY. Tepatnya di kedalaman 16 Km dari permukaan tanah.
Akibat goncangan gempa tersebut, puluhan karyawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang berada di Gedung Pusat kampus tersebut berlarian ke luar ruangan. "Takut nanti seperti tahun 2006, getarannya terasa sekali," terang Putu, seorang tamu yang hadir di kampus pusat UGM.n Yulianingsih