REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Seorang mahasiswa, Widiarto, harus menjalani operasi di RS Dr Sarjito, karena ditembak anggota polisi dari Polsek Depok Timur, Sleman, Rabu dini hari. Widiarto adalah mahasiswa Jurusan HI, Fisipol, UPN Veteran Yogyakarta. Ia menderita luka di pinggang kirinya, yang tembus ke luar di dada kirinya.
Kapolsek Depok Timur ABP Nanang membenarkan kejadian ini. Saat ditemui di RS Dr Sarjito kemarin siang, ia belum mau berkomentar banyak tentang peristiwa ini. Ia hanya menjelaskan kejadiannya bermula saat Rabu dini hari anggotanya mendapatkan tiga sampai empat orang anak muda yang kedapatan sedang mendorong sebuah sepeda motor merk Kawasaki Ninja di kawasan Dusun Jepit, Caturtunggal, Condongcatur, Depok, Sleman.
Kata Kapolsek, saat didekati anak-anak muda ini malah melarikan diri berpencar. Ia menjelaskan anak buahnya lalu mengejar salah seorang dari anak muda ini. Menurut dia, walau polisi sudah memberikan tembakan peringatan anak muda tersebut tetap lari, dan akhirnya polisi menembaknya.
Versi polisi ini berbeda dengan cerita, Moh Nuhan, teman Widiarto. Menurut Nuhan, malam kejadian itu ia bersama Widiarto baru pulang dari Kudus. Katanya, karena motor tersebut mogok, mereka berdua kemudian mendorongnya untuk dibawa ke tempat kos-kosan Widiarto di Jl Amarta 21B, Condongcatur, Depok.
Dijelaskannya, saat itu mereka menjadi ketakutan karena tiba-tiba saja didatangi sejumlah orang. ''Saya mengira mereka preman, sehingga kami melarikan diri,'' kata Nuhan di RS Dr Sarjito.
Humas RS Dr Sarjito, Trisno Heru Nugroho, mengatakan Widiarto dibawa ke UGD RS Dr Sarjito pukul 02.32. ''Saya membenarkan rumah sakit ini menerima pasien bernama Widiarto yang masuk ke UGD pukul 02.32 dengan luka yang diduga akibat tembakan,'' tuturnya.
Ia menjelaskan, Widiarto menderita luka di pinggang kirinya yang tembus ke dada kirinya. ''Tapi kami tidak menemukan proyektil peluru,'' tuturnya.
Katanya, Widiarto telah menjalani operasi dan kini dalam perawatan intensif. ''Tadi malam kondisinya sempat drop, tapi kini telah stabil,'' tutur dia.
Widiarto sendiri adalah mahasiswa UPN asal Dusun Meling, Desa Jetak, Tulakan, Pacitan, Jatim. Ayahnya Sutarjo (50 tahun) dan ibunya, Suwartini (46 tahun) telah datang mendampingi anaknya di RS Dr Sarjito. Sang ibu sempat histeris melihat kondisi anaknya ini.
Sutarjo berharap polisi mau bertanggung jawab dalam kasus yang menimpa anak keduanya ini -- dari tiga bersaudara. ''Kami orang kecil, petani yang tak punya apa-apa,'' tuturnya.