REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN-Ratusan pengemudi truk yang selama ini beroperasi mengangkut pasir dari kawasan lereng Merapi di Sleman berdemo menuntut penghapusan pungutan liar (pungli), Kamis. Mereka mendatangi Polsek Ngemplak dan menyatakan keberatan atas pungutan yang mereka alami saat membawa turun pasir dari kawasan lereng Merapi.
''Kami menuntut bapak bupati segera menghapus pungutan yang kami duga sebagai pungutan liar tersebut,'' kata Winarto, ketua Paguyuban Sopir Truk Merapi. Para sopir ini datang ke kantor Polsek dengan membawa sekitar 200 truk mereka.
Winarto mengatakan rata-rata setiap truk ini dimintai uang Rp 7.500 di satu titik. ''Dan jumlah titik pungutan tak hanya satu, tapi banyak. Tak hanya itu, kadang mereka yang meminta uang mengancam kami bila kami menolak menuruti permintaan mereka,'' kata dia.
Ia merinci titik pemungutan tersebut di antaranya terdapat kawasan Panti Asih, Banteng, Kesumlang, Cangkringan, Bangsar, Kepitu, dan Julangan. ''Pungutan itu sangat mencekik leher kami'' kata dia.
Winarto sendiri enggan mengungkap siapa-siapa saja yang terlibat dalam pemungutan ini. Tapi, indentitas mereka sudah dikenal para sopir truk.
Usai berunding dengan para sopir truk, Kapolsek Ngemplak, AKP Suwandi, berjanji akan turun tangan untuk menghentikan pungutan liar tersebut. ''Jika masih juga terjadi, segera laporkan kepada saya,'' kata Kapolsek, sambil meminta para sopir mencatat nomor HP-nya.