Jumat 14 Jan 2011 04:57 WIB

Horee! Hunian Sementara Korban Erupsi Merapi Siap Ditempati

Hunian sementara para korban erupsi Gunung Merapi
Hunian sementara para korban erupsi Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Sebanyak sembilan unit hunian sementara bagi korban erupsi Gunung Merapi 2010 di Lapangan Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang siap ditempati. Koordinator Lapangan Pembangunan hunian sementara, Kusno di Magelang, Kamis mengatakan pembangunan rumah tersebut sudah selesai sekitar 10 hari lalu dan sekarang siap ditempati.

Semula pemerintah akan membangun 111 hunian sementara di lokasi tersebut untuk warga lereng Merapi yang rumahnya rusak berat akibat erupsi Merapi. Namun, karena jarak hunian sementara terlalu jauh dengan rumah asal mereka, maka banyak yang tidak berminat menempatinya dan pemerintah akhirnya hanya membangun sembilan unit sesuai permintaan.

Menurut Kusno sembilan unit rumah itu telah selesai dibangun pada akhir Desember 2010, namun instalasi listrik dan air bersih belum terpasang. Saat ini jaringan listrik dan air bersih tersebut telah dilengkapi sehingga hunian sementara siap dihuni. Ia tidak bisa memastikan kapan hunian sementara akan ditempati. "Kewenangan tersebut pada Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Informasi yang diterimanya, hunian sementara itu akan diresmikan Gubernur Jawa Tengah pada Sabtu (15/1). Mungkin setelah peresmian akan ditempati. Koordinator Padat Karya Pembangunan hunian sementara, R. Maryon mengatakan setelah melihat hunian yang telah selesai dibangun, warga yang tinggal di tepi Sungai Pabelan dan terancam banjir lahar dingin menyatakan ingin menempati hunian tersebut.

Menurut dia, sebanyak 21 keluarga di tepi Sungai Pabelan Desa Banyudono dan Banyubiru Kecamatan Dukun berminat untuk menempati hunian sementara. "Mereka telah mengajukan untuk bisa menempati hunian sementara itu, bahkan bersedia menunggu untuk dibangunkan di lapangan ini," katanya.

Pengajuan itu, katanya, telah disetujui oleh kepala desa dan Camat Dukun, namun masih dalam proses persetujuan bupati. Ia menuturkan, sebanyak 21 keluarga tersebut rumahnya berjarak sekitar 300 meter dengan bibir Sungai Pabelan. Akibat banjir lahar dingin menerjang sungai tersebut, dinding sungai tergerus sampai ke permukiman warga.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement