Jumat 21 Jan 2011 13:32 WIB

AJI Sesalkan Pengusiran Wartawan oleh Guru Besar UPI

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Bandung, menyesalkan kejadian yang menimpa tiga wartawan Kota Bandung yang diusir oleh guru besar Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (UPI), Abin Syamsuddin Makmun, ketika hendak meliput pertemuan antara mahasiswa dengan majelis wali amanah, Kamis (20/1).

"Kami kira, selama wartawan datang dengan sopan serta memperkenalkan diri, maka itu harus dihormati. Mengapa, karena wartawan datang untuk tugas menyangkut kepentingan publik," kata Ketua AJI Bandung Agus Rakasiwi, ketika dihubungi melalui telepon selularnya, Jumat (21/1)

Ia mengatakan belum mendapatkan konfirmasi dari pihak UPI Bandung. Namun sepanjang wartawan menunjukan kartu identitas atau tanda pengenal dan datang dengan sopan maka harus dihormati.

Agus menambahkan bila rapat khusus yang akan diliput wartawan tertutup, maka nara sumber dapat meminta wartawan untuk menunggu di luar ruangan, namun menyampaikan dengan bahasa yang sopan. "Kami kira orang UPI sangat paham sekali karena merupakan kampus pendidikan," kata Agus.

Kamis (20/1) sore, tiga wartawan Kota Bandung mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari salah seorang guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Mereka diusir oleh Sekretaris Wali Amanah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof Dr H Abin Syamsuddin Makmun, saat hendak meliput pertemuan antara mahasiswa dengan majelis wali amanah di Kampus UPI Bandung, Jalan Dr Setiabudhi, Bandung.

Ketiga wartawan tersebut, yakni Tya Eka Yulianti (detikbandung.com), Masita Ulfah (Harian Seputar Indonesia) dan Iman Herdi (Radar Bandung).

Kejadian pengusiran ketiga wartawan tersebut bermula ketika ketiga wartawan tersebut menerima undangan liputan melalui pesan singkat atau SMS dari BEM Republik Mahasiswa (Rema) UPI Bandung, yang berisi rencana aksi terkait dikeluarkannya peraturan Rektor No 8052/H40/HK/2010 tentang organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI.

Namun, ketika sedang meliput kejadian tersebut, Guru Besar UPI Bandung tersebut memasuki ruangan pertemuan dan langsung meminta mahasiswa serta wartawan yang hadir memperkenalkan diri dengan menanyakan kartu identitas wartawan bahkan KTP-nya.

"Saya diminta menunjukkan kartu identitas wartawan sampai KTP. Kemudian identitas saya ditulis mulai dari nama, tanggal lahir, hingga alamat rumah. Saya balik nanya ke dia (Prof Abin) ngapain bapak nyatet alamat rumah saya? Memangnya bapak mau datang ke rumah saya. Eh, yang ada dia malah cuek," kata Tya dengan nada kesal.

Sementara itu, Wartawan Pendidikan Kota Bandung siang ini akan menggelar aksi unjuk rasa dan menyatakan rasa keberataannya terhadap UPI Bandung yang dinilai telah melecehkan profesi wartawan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement