REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Badan Tenaga Nuklir Nasional, Selasa (25/1) siang mengambil contoh tanah di lokasi penemuan 'crop cicle' untuk diselidiki dan hasilnya tidak ada anomali atau radiasi di lokasi tersebut. "Dari hasil sementara penelitian ini, lokasi tersebut aman dan tidak ada anomali," kata Kepala Bidang Kesehatan dan Keselamatan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) M Yasid di lokasi 'Crop Circle' Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Menurut dia, pihaknya tidak menemukan adanya gelombang radiasi di area persawahan tempat peneuam 'crop circle'. "Kami telah mengambil contoh tanah dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) juga ambil sampel. Nanti masing-masing akan mengecek di laboratorium, hasilnya mungkin bisa nanti sore atau besok," katanya.
Ia mengatakan, contoh tanah yang diambil berupa beberapa kantong tanah di tiga titik, yakni bagian 'centre crop cicle', lingkar dalam dan lingkar luar. "Hasil sementara, kami tidak temukan radioaktif beta dan alpa, sehingga kawasan ini aman," katanya.
Kepala Sub Bidang Pengelolaan Limbah Batan, Gede Sutrisna mengatakan setelah melakukan penelitian di seluruh lokasi, sama sekali tidak ada zat-zat yang berbahaya. "Ini hanya padi yang roboh saja, padinya juga aman untuk dikonsumsi. Tidak ada zat bahaya atau limbah," katanya.
Terkait dengan jenis 'crop cicle' tersebut, pihaknya tidak bersedia memberikan komentar. "Ini bukan kewenangan kami, kalau ini seperti apa, apakah dibuat oleh manusia ya jangan tanya saya," katanya.
Bagian Kesiapsiagaan Nuklir Bapeten I Putu Elba menegaskan jika hasil kosmik menunjukkan hal yang wajar. "Semuanya normal dan murni tidak ditemukan radiasi, hasil pemeriksaan kosmiknya ialah 0,1 micro SV. Sedang kadar maksimal itu ialah 1 mili SV, jadi ini sangat normal," katanya.