Senin 28 Feb 2011 17:51 WIB

Fadel: Tidak Ada Lagi Tambahan Pelabuhan Baru

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menyatakan, tidak ada tambahan pelabuhan baru pada tahun 2011 karena minimnya anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dialokasikan pada APBN 2011. "Tahun ini, kita berhenti dulu untuk membangun pelabuhan. Tidak ada lagi tambahan pelabuhan baru, karena keterbatasan anggaran yang ada," katanya di Makassar, Senin, usai membuka membuka Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 2011.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada APBN 2011 hanya memperoleh porsi anggaran sebesar Rp139 miliar. Jumlah tersebut diakui sulit untuk mengakomodir pembangunan pelabuhan di seluruh Indonesia. Ia mengusulkan dua alternatif pembiayaan untuk kelanjutan pembangunan pelabuhan yang terlanjur direncanakan seperti Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia Makassar yang membutuhkan anggaran sebesar Rp364 miliar.

Dua alternatif tersebut adalah dikerjasamakan dengan swasta atau mengusulkan anggaran khusus ke pemerintah pusat. Ia mencontohkan, Pelabuhan Perikanan Muara Baru di Jakarta Utara yang dibangun menggunakan anggaran patungan antara pemerintah dan swasta.

Menanggapi hal ini, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menyatakan, Pemprov Sulsel akan berupaya mencari sumber dana lain di luar APBD dan APBN untuk segera mereliasasikan pembangunan pelabuhan Untia. "Kita lagi carilah, harus satu atau dua tahun ini, kalau tidak terlalu lama," ujarnya.

Ia menambahkan, telah seringkali ia ungkapkan bahwa percepatan pembangunan tidak bisa lagi terlalu mengharapkan anggaran pemerintah. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel Iskandar mengatakan, alokasi anggaran yang akan dikucurkan tahun ini untuk melanjutan pembangunan pelabuhan Untia Makassar sebesar Rp20 miliar. "Kalau cair pembangunannya bisa berlanjut lagi tahun ini," ujarnya.

Namun, kebutuhan dana pembangunan tahun ini sebenarnya sebesar Rp120 miliar untuk menyelesaikan dermaga, jembatan dan lainnya. Untia direncanakan sebagai pelabuhan berskala nasional siap ekspor dengan kapasitas pelayanan bongkar muat hingga 200 kapal ikan bermuatan 150 ton per hari.

Sejak dicanangkan pembangunannya pada 2005, pelabuhan yang juga diimpikan menjadi lokasi pabrik industri pengolahan dan tempat pelelangan ikan seluas 38 hektare tersebut belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement