REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH - Warga Aceh diimbau untuk mengantisipasi kebakaran hutan dengan tidak membakar semak-semak atau sisa kayu dari pembersihan lahan perkebunannya.
"Salah satu upaya mengantisipasi kebakaran hutan dengan tidak membakar sisa tebangan pohon saat pembukaan lahan. Apalagi, musim panas ini," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh, Fakhruddin Polem, di Banda Aceh, Senin (7/3).
Hal itu disampaikan Fakhruddin menanggapi cuaca panas melanda Aceh dalam beberapa hari terakhir ini. "Pencegahan itu penting dilakukan agar jangan sampai terjadi kebakaran hutan yang cukup rawan pada musim panas ini," katanya.
Meski hingga kini belum terdeteksi kebakaran hutan di Aceh, Fakhruddin menyebutkan hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi jika tidak segera diantisipasi terutama oleh masyarakat yang bermukim di pinggiran hutan. Di wilayah tengah Aceh, kawasan hutannya sebagian besar adalah pohon pinus yang rentan terbakar saat musim kering tiba.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengeluarkan surat edaran kepada instansi terkait di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Surat edaran tersebut selanjutnya ditujukan kepada masyarakat. Surat tersebut terkait dengan larangan pembakaran hutan.
Dipihak lain, Fakhruddin juga mengimbau masyarakat agar mengurangi kebiasaan membakar semak saat membuka lahan perkebunan dan pertaniannya. "Selain rawan kebakaran hutan, sistem itu juga tidak baik bagi pembentukan struktur tanah,'' katanya. ''Daripada membakar, maka lebih baik sisa tebangan pohon atau semak-semak itu ditumpuk. Setelah membusuk, maka potongan kayu itu bisa berubah menjadi pupuk."