REPUBLIKA.CO.ID,SANGGAU--Korban tewas karena isu penculikan anak yang mengambil organ dalam tubuh korbannya, kembali bertambah satu orang di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Senin siang, kata Kapolda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal (Pol) Sukrawardi Dahlan.
"Korban tewas itu seorang penjual buku keliling, Susno (30), dengan leher dipenggal dan otaknya diduga dimakan oleh sekelompok oknum masyarakat," kata Sukrawardi Dahlan dalam keterangan persnya. Empat orang meninggal karena kasus ini.
Korban naas itu, adalah empat orang pedagang buku yang sebelumnya sempat disandera penduduk setempat, dua di antaranya dapat melarikan diri, satu tewas dan satu lagi menderita luka cukup serius karena disiram menggunakan cuka getah di bagian mukanya yang kini sedang mendapat perawatan di rumah sakit.
Menurut dia, satu orang yang tewas itu karena telah dianiaya menggunakan senjata tajam.
Saat ini, tercatat empat orang menjadi korban isu SMS tersebut, tiga di antaranya meninggal, yakni Muslimin dan Bobi, asal Jawa Barat, penjual barang kelontong yang tewas mengenaskan di Desa Boru Lomba, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Minggu (6/3) siang.
Saat ini Polda Kalbar telah mengamankan sekitar 31 orang pelaku di Desa Boru Lombak, sebanyak 21 senjata tajam jenis parang panjang, satu senjata api dan satu tombak. "Semua pelaku dan barang bukti telah kami amankan di Polres Sanggau untuk dilakukan pemeriksaan secara meraton hingga besok untuk dilakukan langkah hukum selanjutnya," kata Kapolda Kalbar.
Kapolda Kalbar mengimbau, masyarakat tidak melakukan tindakan yang berlebihan terkait isu melalui SMS tersebut. "SMS itu adalah berita bohong, sehingga masyarakat tidak perlu mengambil langkah-langkah berlebihan," katanya.
Sukrawardi menjelaskan, atas kejadian itu, pihaknya kini menggeser dua pleton Brimob dan satu pleton Samapta ke Kecamatan Kapuas, karena di Kecamatan Meliau lokasi pertama sudah kondusif.
"Mulai besok siapa saja yang ketahuan dan terlacak menyebarkan SMS provokasi itu akan kami proses hukum, meskipun ia mengakui mendapat SMS tersebut lalu mengirimkannya lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar AKBP Suhadi SW menjelaskan, korban tewas sebelumnya bernama Muslimin dan Bobi, asal Jawa Barat, namun mempunyai kerabat di Pontianak. Menurut Suhadi, keduanya sebenarnya sudah kerap berjualan di kawasan itu.
"Mereka biasa menawarkan barang dagangan berupa peralatan rumah tangga seperti blender, kipas angin," kata Suhadi.
Sebelum kejadian, katanya, keduanya menumpang untuk beristirahat di kediaman salah seorang warga desa, Wid. Informasi yang dihimpun, keduanya mengaku sakit sehingga pemilik rumah bergegas mencari bantuan ke rumah warga lainnya.
Namun sekembali ke rumah, sudah ramai orang sehingga terjadilah peristiwa itu. Pembunuh menggunakan senjata tajam untuk menghabisi kedua korban. Suhadi menambahkan, polisi masih menyiagakan Brimob di desa tersebut untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Tubuh korban sendiri akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diotopsi. Suhadi menegaskan situasi di Kecamatan Meliau dalam kondisi yang kondusif. "Jangan terpengaruh isu-isu yang tidak jelas, laporkan kepada polisi, jangan main hakim sendiri," kata dia.
Isu mengenai penculikan dan mengambil organ tubuh korban kini marak terjadi di Kalbar. Informasi yang tak jelas asal usulnya itu menyebar luas ke masyarakat melalui pesan layanan singkat.