Rabu 09 Mar 2011 21:15 WIB

Digigit Anjing Liar, Guru Meninggal Terkena Rabies

Anjing rabies, ilustrasi
Anjing rabies, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SINGARAJA - Luh Sri Reksen (48), seorang guru sekolah dasar yang tinggal di Banjar Kajanan, Desa Bubunan, Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (9/3) meninggal dunia akibat positif terinveksi virus rabies. Ayah korban, Ketut Wirata (75), menuturkan putrinya sempat mengalami nyeri di bagian dada, susah menelan, sesak napas dan kejang sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Pada mulut korban juga sempat mengeluarkan cairan menyerupai lendir yang volumenya berlebihan hingga kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Santhi Graha Seririt. Korban tidak diberikan vaksin anti-rabies (VAR) melainkan dirujuk ke rumah sakit swasta lain di Kota Singaraja, yakni RS Kerta Usada. Luh Sri meninggal setelah sempat dirawat selama dua jam.

Adik korban, Made Putra Jaya (45), menceritakan sekitar tujuh bulan lalu kakaknya sempat bercerita digigit seekor anjing di bagian tumit kaki kirinya. "Sudah diperingatkan agar segera mencari VAR ke rumah sakit. Tapi, hal itu tidak diperhatikan dan kakak saya hanya berkata gigitannya tidak berbahaya," papar Putra.

Dari keterangan Putra, pihak Dinas Kesehatan langsung memberikan vaksin anti-rabies kepada beberapa keluarga korban yang tinggal berdekatan dengan rumah pribadi Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Pihak Dinas Kesehatan yang datang ke rumah korban mengatakan khawatir jika beberapa anggota keluarga turut terinveksi setelah terkena cairan yang berasal dari mulut korban.

Menurut keterangan Putra, masih banyak anjing liar yang berada di sekitar kawasan Desa Bubunan dan belum mendapat perhatian berupa vaksin anjing. "Kami berharap pemerintah daerah lewat Dinas Pertanian dan Peternakan dapat melakukan eliminasi anjing liar di Desa Bubunan. Karena, kondisi ini sangat memprihatinkan," ucap Putra menegaskan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement