REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hiruk pikuk kendaraan begitu lancang terdengar. Debu seolah tampak berkilauan di siram teriknya cahaya matahari. Angin laut tak malu mengirimkan bau tak sedap. Begitulah suasana perkampungan nelayan, pasar Ikan, Jakarta Utara kini.
Tapi tahukah anda, di kampung inilah Islam menyebar ke seantero nusantara. Konon, di kawasan ini berdiri sebuah surau tempat para nelayan mendapatkan syiar Islam dari Habib Husin Bin Abu Bakar Alaydrus, seorang mubalig asal Hadramaut, Yaman.
Dari surau, tempat ibadah tersebut berkembang menjadi Masjid. Kini, masjid bernama Masjid Luar Batang itu sudah berusia 265 tahun.
"Masjid ini banyak didatangi para peziarah dari berbagai tempat di tanah air. Di masjid ini terhadap makam Habib yang meninggal 17 Ramadhan 1169 H atay 24 Juni 1756," papar Sejarawan, Alwi Shahab kepada peserta Melancong Bareng Abad, Jejak Arab di Batavia, saat menerangkan sejarah Masjid Luar Batang, Ahad (9/1).
Abah, sapaan akrabnya, menjelaskan Luar Batang berasal dari nama pemukiman tua di Jakarta. Sejak dulu, pemukiman itu berusaha mengimbangi kristenisasi yang dilakukan VOC di Batavia. "Masjid ini sangat ramai didatangi pada saar acara haulnya," pungkas Abah.
Pemda DKI, kata Abah, segera menjadikan masjid Luar Batang Sebagai Cagar Budaya. Hingga kini, masjid berdiri megah lantaran sudah beberapa kali direnovasi.