Sabtu 13 Aug 2022 16:51 WIB

Dorong Pemahaman Soal Influencer Marketing, Kemenkominfo Berikan Pelatihan Literasi

Konsep influencer marketing bisa ditinjau dari perspektif pilar aman digital.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Influencer (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Influencer (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Literasi digital semakin penting bagi masyarakat di era 4.0 ini. Pekerjaan yang menuntut kreativitas digital pun terus tumbuh. Berangkat dari hal itu, Kemenkominfo bersama siberkreasi menyelenggarakan kegiatan webinar yang ketujuh untuk kelompok masyarakat atau komunitas di wilayah Sumatra di bulan Agustus ini dengan tema 'Konsep Bisnis Digital: Influencer Marketing'. Webinar tersebut dihadiri lebih dari 1.300 orang, menghadirkan narasumber Fajria Fatmasari selaku Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital sebagai Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat serta Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat

Dalam webinar tersebut, Fajria Fatmasari membahas mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif kecakapan digital. 

Baca Juga

“Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan personal branding melalui sosial media. Pertama, perlu dikenali karakteristik sosial media yang akan digunakan. Kedua, perlu dikenali perilaku target audiens dari platform sosial media yang dipilih. Ketiga, jalankan personal branding campaign secara konsisten. Terakhir, lakukan evaluasi atas personal branding campaign secara konsisten," kata Fajria Fatmasari.

Pradipta Nugrahanto memperkaya pembahasan mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif etis digital. “Sama halnya dengan pemasaran pada umumnya. Pemasaran menggunakan influencer juga ada etika yang perlu dilakukan untuk menjaga citra produk dan usaha kita seperti. Selalu memberikan informasi yang jelas kepada influencer. Kemudian tidak meminta influencer untuk berbohong terhadap kualitas produk. Terakhir, tidak meminta influencer untuk menjelekkan produk lain”, ujar Pradipta Nugrahanto.

Tio Prasetyo melengkapi pembahasan mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif pilar aman digital. “Empat tips yang dapat kita lakukan agar aman dan terhindar dari penipuan yang dapat terjadi saat menggunakan influencer marketing. Pertama, pilih influencer yang sudah memiliki akun terverifikasi. Kedua, cek rekam jejaknya melalui testimoni. Terakhir, pilih influencer yang memiliki target audience yang sesuai dengan target pasar kita”, papar Tio Prasetyo.

Seperti dilansir dari Antara, sepanjang tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat agar tujuan peningkatan skor indeks literasi digital tersebut dapat tercapai. Kemudian, peningkatan kecakapan digital tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ࣖ
dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja, kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

(QS. At-Taubah ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement