REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Organisasi perempuan terbesar di Indonesia Aisyiyah berkomitmen untuk melakukan penguatan terhadap cabang dan ranting organisasi tersebut sebagai kekuatan pendukung gerakan di akar rumput.
"Kami memandang, cabang dan ranting adalah kekuatan dari Aisyiyah, sehingga perlu adanya penguatan dan pembinaan terhadap cabang dan ranting untuk mendukung seluruh gerak dan langkah Aisyiyah," kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Shoimah Kastolani dalam laporan PP Aisyiyah Periode 2005-2010 dalam Muktamar ke-46 Aisyiyah di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, penguatan terhadap cabang dan ranting tersebut dapat dilakukan dengan mengintensifkan pertemuan antarcabang dan ranting sebagai wahana tukar pikiran atau berbagi pengalaman dalam melaksanakan berbagai program.
"Intensifikasi pertemuan ini dapat dilakukan oleh pimpinan daerah Aisyiyah atau pun pimpinan cabang Aisyiyah setempat," katanya.
Ia melanjutkan, kegiatan pengajian yang telah menjadi kegiatan rutin dari Aisyiyah pun dapat dijadikan sebagai alat oleh cabang dan ranting untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.
Selain dapat memperdalam ilmu agama, melalui pengajian tersebut juga dapat dijadikan sarana untuk peningkatan pengetahuan kesehatan, pemberdayaan ekonomi keluarga, serta menambah keterampilan.
Berdasarkan laporan dari wilayah dan daerah, terdapat penambahan yang cukup signifikan dari jumlah cabang dan dan ranting di Indonesia yaitu penambahan 275 cabang dan 707 ranting. Wilayah yang paling banyak mengalami penambahan cabang dan ranting adalah di Provinsi Jawa Timur. Namun, setelah dilakukan validasi data menjelang Muktamar ke-46 Aisyiyah, terdapat 61 cabang yang sudah tidak aktif lagi.
Sekretaris PP Aisyiyah Trias Setiawati menyatakan, penambahan cabang dan ranting yang cukup signifikan tersebut menjadi bukti Aisyiyah memiliki semangat yang luar biasa untuk mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat baik dari sisi fisik atau psikologis.