Sabtu 08 Jan 2011 11:05 WIB

Bebas Pneumonia tanpa Vaksin Mahal, Mau?

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Siwi Tri Puji B
Waspadai jika suhu badan anak meningkat. Ilustrasi
Foto: resusme.em.extrememember.com
Waspadai jika suhu badan anak meningkat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Anak Anda sudah mendapatkan imunisasi invasive pneumococcal disease (IPD)? Vaksin yang dijual sekitar Rp 800 ribu ini menyediakan perlindungan terhadap 7 serotipe bakteri Streptococcus pneumoniae. "Masalahnya harganya belum terjangkau untuk masyarakat luas," kata dr Badriul Hegar SpA(K).

Kabar baiknya, vaksin tersebut bukan satu-satunya bentuk perlindungan bagi anak dari ancaman pneumonia. Bahkan, memang tidak ada 'peluru' tunggal yang bisa melakukannya. "Perlu gerakan simultan untuk mencegah penyakit infeksi paru ini," ucap Hegar yang kini menjabat sebagai ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Hal terpenting yang harus dilakukan ialah memperbaiki sistem pertahanan tubuh anak. Utamanya, dengan memperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizinya. "Jika baru memiliki keturunan, pastikan bayi Anda mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan agar sistem kekebalan tubuhnya lebih baik," saran Hegar.

Selain itu, bersama masyarakat sekitar, Anda dapat mengusahakan perbaikan sanitasi lingkungan. Terutama, bagi yang tinggal di daerah padat nan kumuh. "Ciptakan udara rumah yang bebas asap, baik dari rokok, kayu bakar, maupun arang," urai Dr Darmawan Budi S SpA(K).

Strategi kunci lainnya, lanjut Darmawan, ialah dengan menurunkan angka kelahiran bayi prematur atau bayi berat lahir rendah. Kasus pneumonia banyak dialami oleh bayi berusia kurang dua bulan. "Sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna terbentuk hingga rentan terserang kuman."

Langkah selanjutnya, memberikan imunisasi DPT, campak, Hib, dan IPD sesuai jadwal. Imunisasi terbukti dapat menurunkan angka kejadian infeksi. WHO dan UNICEF mensinyalir penyebab utama pneumonia 50 persen terkait Streptococcus pneumoniae dan 20 persen disebabkan Haemophillus influenzae type B (Hib). "Namun, kita memang belum menemukan pola kuman pneumonia, mana yang paling dominan mengusik anak bangsa," imbuh Hegar.

Terlepas dari kenyataan tersebut, sejumlah imunisasi dapat melindungi anak dari pneumonia. Sebab pneumonia bisa juga terjadi menyusul infeksi batuk rejan dan campak. "Anak-anak yang mendapatkan imunisasi lengkap memiliki kekebalan tubuh terhadap banyak jenis kuman penyebab pneumonia," kata Darmawan yang juga ketua Respirologi UKK IDAI ini.

Selain itu, pasien pneumonia yang menjadi sumber penularan terbanyak harus memiliki etiket batuk. Biasakan menutup mulut saat batuk dan bersin. "Juga, budayakan mencuci tangan setelahnya, demi menekan risiko penyebaran kuman," tandas Darmawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement