REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formalin, seperti diketahui, sangat berbahaya penggunaannya di dalam makanan karena bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker dan mutagen atau menimbulkan kerusakan pada jaringan dan sel dalam tubuh.
Makanan berformalin juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, muntah, diare bercampur darah, dan pada kasus-kasus jangka panjang bisa berakhir dengan kematian.
Memeriksa kandungan formalin di bahan makanan secara cepat dan akurat memang tidaklah mudah. Terutama bagi masyarakat umum. Namun, kini hal ini dimungkinkan setelah penelitian tentang test kit formalin berhasil dibuat dengan nama Antilin.
Antilin adalah reagen penguji residu formalin pada makanan dan produk olahan lain, baik padat maupun yang berbentuk cairan. Antilin dikembangkan untuk mendeteksi secara cepat kandungan formalin pada makanan dan produk olahan.
Antilin dikembangkan oleh para peneliti di Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, dan dijual bebas dengan harga Rp 200.000 per paket.
"Harga ini lebih murah dibandingkan alat penguji formalin lain yang sekarang beredar di pasaran, karena normalnya bisa mencapai harga Rp1 juta," kata Prof Riset Endang Sri Heruwati, ketua tim peneliti Antilin.
Seperti dikutip laman Sentra HKI KKP, invensi ini menyediakan alat uji untuk mendeteksi residu formalin pada makanan dalam bentuk padat atau cairan, yang terdiri atas dua botol reagen campuran larutan pewarna pararosanilin dan larutan asam klorida.