REPUBLIKA.CO.ID, Sariawan umumnya berupa luka-luka kecil dengan diameter sekitar 1 mm. Bisa terjadi pada lidah, dasar mulut, bibir atau bagian dalam dari pipi.
Sariawan kerap berwarna putih atau abu kekuning-kuningan, dengan bagian tepi yang berwarna merah dan sedikit menonjol.
Karena terasa nyeri, si kecil kerapkali mengalami kesulitan mengunyah sehingga nafsu makannya menurun dan sulit bicara. Sariawan biasanya dapat hilang sendiri setelah 10-14 hari.
Bagi anak sariawan bisa sangat menyakitkan. Mereka mungkin akan mogok makan saat sariawan. Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi sariawan? Simak penjelasannya seperti dikutip dari Parents Indonesia di www.parentsindonesia.com.
Ada beberapa faktor yang diduga sebagai faktor pencetus. Selain karena kondisi tubuh yang tidak prima, yang seringkali terjadi adalah karena tergigit. Bisa juga trauma karena terbentur sesuatu. Entah itu sikat gigi atau benda lain—stres, atau karena pembiusan.
“Setelah dianestesi, biasanya anak merasa bagian dalam mulutnya mati rasa sehingga dia menggigit-gigit dan timbul sariawan,” ujar Drg. Irvina Desiyanti SpKGA, dokter spesialis gigi anak dari Dentist & Dentists. Mikroorganisme yang sering disebut-sebut berperan dalam terjadinya sariawan adalah virus danStreptoccocus sanguinis.
Untuk mengobatinya banyak obat sariawan beredar di pasaran. Biasanya berupa pasta atau gel yang mengandung bahan antiradang dan dioleskan langsung pada sariawan.
“Untuk menggunakannya, oleskan pada sariwan sekitar 5-10 menit sebelum anak makan. Tetaplah menyikat gigi dan hindari makanan pedas serta asam.”
Untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder dapat digunakan antiseptik berupa obat kumur atau tablet isap. Ia pun melanjutkan, “Untuk pencegahan, sebaiknya biasakan anak untuk tidak memasukkan tangan dan benda-benda apapun ke dalam mulutnya.”