REPUBLIKA.CO.ID, Orang yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya berisiko tinggi mengalami ketidaksuburan. Kaitan antara stres dengan ketidaksuburan sepertinya belum benar-benar dipahami oleh banyak pasangan.
Stres merupakan "penyakit" yang sering dijumpai saat ini. Ini dia kaitan antara stres dengan kesuburan di bawah ini, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Ovulasi
Perempuan yang memiliki gaya hidup dan pekerjaan yang terlalu sibuk dapat memengaruhi kehidupan personal maupun professional mereka. Aktivitas yang terlalu sibuk itulah yang bisa menyebabkan ovulasi berhenti.
Lendir serviks dapat memberikan indikasi ovulasi berhenti. Saat subur serviks seharusnya dalam keadaan basah, namun karena ovulasi berhenti serviks mengering. Untuk mengatasi masalah stres ini Anda harus melakukan terapi. Terapi akan membalikkan efek stres dan meningkatkan peluang hamil.
Siklus menstruasi
Efek gaya hidup yang terlalu sibuk akan memengaruhi siklus menstruasi. Siklus menstruasi yang teratur adalah indikator perempuan bisa hamil.
Pada beberapa perempuan sibuk siklus menstruasi rata-rata tidak teratur. Tapi ada pula beberapa perempuan sibuk yang sama sekali siklus menstruasinya berhenti.
Jika siklus menstruasi Anda berhenti segera pergi ke dokter dan Anda tidak perlu khawatir karena siklus itu akan kembali normal jika sudah mendapatkan pengobatan.
Hubungan tubuh dan pikiran
Tubuh dan pikiran harus dalam keadaan sehat jika Anda ingin hamil. Penelitian membuktikan bahwa stres yang berlebihan dapat secara langsung mempengaruhi otak.
Stres akan meningkatkan produksi hormon kortisol yang akan mengurangi jumlah sperma dan kemampuan reproduksi. Ada pula hormon yang diihasilkan saat mengalami stres yaitu hormon RFamide. Hormon ini bisa mengehentikan kemampuan reproduksi laki-laki dan perempuan.
Otak juga akan menghasilkan molekul yang disebut neuropeptida saat stres terjadi. Molekul ini berpotensi merusak proses reproduksi. Cobalah untuk selalu merasa bahagia sehingga tubuh dan pikiran selalu sehat dan mencegah infertilitas.