Sabtu 14 Feb 2015 14:39 WIB

Mitos Lemak Saat Berdiet

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indira Rezkisari
Daging merah, sumber lemak jenuh.
Foto: AP
Daging merah, sumber lemak jenuh.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi mereka yang sedang berdiet, makanan berlemak biasanya akan dicoba dihindari. Mitos telah membawa pemikiran bahwa lemak seperti yang ada pada mentega dan margarin dapat membuat gemuk.

Ternyata hal tersebut hanya mitos belaka, setidaknya berdasarkan dari penelitian ilmuwan terkait hal tersebut. Berikut ini mitos lemak terkait dengan diet, seperti dilansir dari laman Stuff, Sabtu (14/2).

Lemak jenuh buruk bagi tubuh. Mitos ini dimulai pada 1970 di mana tujuh negara telah melakukan studi yang keliru. Mereka meneliti lemak jenuh berpengaruh pada meningkatnya penyakit jantung yang dialami 12.763 orang.

Penelitian tersebut tidak valid karena tidak mempertimbangkan faktor lain seperti merokok, jumlah gula yang dikonsumsi dan latihan olahraga yang dilakukan. Faktanya, berdasarkan studi British Medical Journal lemak jenuh tidak berpengaruh pada berat badan dan kesehatan jantung.

Lemak jenuh baik bagi tubuh dan bersumber dari makanan yang sehat seperti telur, minyak kelapa, mentega dan olahannya, dan daging segar. "Lemak jenuh berfungsi untuk membangun membran sel dan berbagai hormon yang berpengaruh pada tubuh kita," ujar Dr Joseph Mercola.

Pakar diet biasanya akan menyarankan menurunkan berta badan dengan meningkatkan lemak darah. Karena keseimbangan lemak saat diet adalah hal yang penting.

Ahli gizi Susie Burrell mengatakan lemak jenuh baik tetapi harus seimbang. Karena makanan apapun akan berdampak buruk jika terlalu buruk.

Kita cukup mengkonsumsi 15-20 gram lemak jenuh sehari yang terdapat dalam susu atau daging. Jadi diet seimbang tak harus meninggalkan lemak jenuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement