Rabu 27 May 2015 10:00 WIB

Ini Infeksi Tersering pada Usia Lanjut

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Kegiatan olahraga rutin diharapkan dapat meningkatkan kesehatan lansia. Sebuah penelitian membuktikan olahraga pada lanjut usia dapat mengurangi risiko penyakit dimensia dan menjaga fungsi otak mereka.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kegiatan olahraga rutin diharapkan dapat meningkatkan kesehatan lansia. Sebuah penelitian membuktikan olahraga pada lanjut usia dapat mengurangi risiko penyakit dimensia dan menjaga fungsi otak mereka.

REPUBLIKA.CO.ID,Usia lansia membuat mereka mudah mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Karena itu lansia pun lebih mudah terkena infeksi. Risiko penyakit pada lansia yang disebabkan oleh virus dan beberapa mikroorganisme antara lain influenza, pneumokokus, herpes zoster, hepatitis A, tetanus, difteri dan batuk rejan.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa dan Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), Prof Dr dr Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM, menjelaskan ada lima infeksi tersering pada usia lanjut yaitu infeksi saluran kemih, infeksi kulit, pneumonia bakterialis, influenza dan infeksi saluran cerna.

Infeksi saluran kemih kebanyakan akibat dari penggunaan kateter urin dan penyakit diabetes. Sementara infeksi kulit seperti herpes zoster, ulkus dekubitus, infeksi kaki (bakteri dan jamur), selulitis dan infeksi MRSA.

Herpes zoster merupakan reaktivasi virus cacar air akibat imunitas menurun. Ini mengapa penyakit ini sering terjadi pada usia tua. Sebanyak 98 persen individu pernah mengalami cacar air, karena itu ada virus herpes yang laten di dalam saraf. Usia tua, imunitas menurun menyebabkan virus laten akan aktif kembali, cacar sesuai daerah persarafan, nyeri, rasa terbakar. Pengobatan herpes zoster relatif sulit dan gejala nyeri sulit hilang.

Berikutnya infeksi influenza, penularan virus influenza terjadi melalui udara pada saat berbicara, batuk dan bersin. Virus influenza sangat menular bahkan sejak satu sampai dua hari sebelum gejala influenza muncul.

Dampak influenza pada lansia lebih berat, diantaranya lansia mudah terserang kuman lain, seperti pneumokokus, yang menyebabkan radang paru (pneumonia) yang berbahaya. Dapat memperberat penyakit kronis yang telah dialami sebelumnya (penyakit jantung, paru-paru, ginjal, diabetes, dan lainnya). Influenza juga berkontribusi terhadap angka kematian, penurunan produktivitas, dan biaya pengobatan yang lebih besar.

Kombinasi influenza dan pnemonia, ini merupakan penyebab kematian keenam di Amerika Serikat. Sedangkan pneumonia bakterialis diantaranya pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial (dari rumah sakit). Dan infeksi saluran cerna seperti helicobacter pylori, dan clostridium difficile.

Siti menambahkan infeksi ini dapat dicegah, caranya dengan tetap menjaga mobilitas dan aktivitas fisik mandiri, tetap menjaga massa otot dan berat badan, hidrasi (asupan cairan) yang cukup, menjaga higienitas personal, cegah kejadian rawat inap (bila mungkin) dan vaksinasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement