REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalani puasa tentu diinginkan umat Muslim demi mencapai kesempurnaan agama. Tapi bagi penderita penyakit ginjal, puasa bisa saja menjadi halangan. Penyakit ginjal sebaiknya lebih dipahami agar tidak salah kaprah menyikapinya.
Fungsi dari ginjal dalam tubuh manusia adalah sebagai penyaring kotoran dalam darah yang dibuang melalu urin manusia. Selain itu tugas ginjal yaitu mengatur jumlah volume darah dalam tubuh, menyaring glukosa, gizi, dan sebagian zat dalam tubuh, mengatur keseimbangan kimia darah, serta menjaga kadar pH darah agar tidak begitu asam.
Sedangkan penyakit ginjal bisa berasal dari komplikasi penyakit lainnya. Oleh karena itu, dokter ahli penyakit dalam, Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD-FINASIM mengingatkan agar memperhitungkan penyakit lain dalam tubuh yang sedang diderita.
"Penyakit ginjal itu berhubungan ke yang lain, misalnya pasien hipertensi bisa juga kena ke ginjal jadi harus kontrol stres, selain itu perlu kontrol asupan garam biar tidak berlebihan," ujarnya kepada Republika beberapa waktu lalu.
Salah satu penyakit ginjal disebut penyakit ginjal kronik (PGK). PGK adalah penyakit gangguan fungsi dan struktur dari ginjal sekurang-kurangnya selama kurun waktu tiga bulan dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), atau LFG yang kurang dari 60 mL/menit/1,73 m2.
Secara spesifik, PGK merupakan suatu prosesi patofisiologis dengan etiologi atau penyebab yang beragam. Sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif yang biasanya berakhir dengan gagal ginjal. Patofisiologi PGK pada mulanya tergantung pada penyakit yang mendasarinya dan begitupun pada proses perkembangannya.
Terdapat lima jenis stadium untuk PGK. Stadium pertama, fungsi ginjal masih 90 persen. Stadium dua, fungsi ginjal antara 60-89 persen. Stadium 3, fungsi ginjal antara 30-59 persen. Stadium 4, di atas 15-30 persen. Dan stadium 5, fungsi ginjal di bawah 50 persen.
Pada pasien penderita ginjal kronik, tanda dan gejala mulai tampak pada stadium tiga. Tapi tidak jarang pula gejala belum terlihat meski pasien sudah masuk stadium lima. Guna mengetahui apakah ada gangguan pada fungsi ginjalnya atau tidak bisa dilakukan pemeriksaan darah ureum kreatinin, darah cystatin C atau ronsen renogram.