Jumat 11 Sep 2015 07:04 WIB

Pentingnya Cita Rasa Makanan di Rumah Sakit

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Pasien di sebuah rumah sakit
Pasien di sebuah rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syarat pelayanan gizi rumah sakit adalah 80 persen makanan dihabiskan oleh pasien. Hal itu bukanlah pekara mudah karena secara umum sekalipun makanan di rumah sakit bernilai gizi tinggi namun masih ada yang perlu dibenahi yaitu dalam sisi kulinernya.

Menurut dosen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPB Dr. Ir. Dedeh R Adawiyah Msi, hasil penelitian di RS Adam Malik Medan, makanan rumah sakit diharapkan dapat mengikuti perkembangan selera masyarakat yang sudah terpengaruh dengan selera global. Caranya dengan mengkolaborasikan aspek gizi dengan aspek kuliner.

"Hal ini sangat penting, guna mendukung kesembuhan pasien. Jika makannya lahap, tentu mereka akan cepat pulih dan bisa segera pulang ke rumah dengan kondisi yang sudah fit," ungkap Dedeh, ketika memaparkan seminar bertema Pelatihan Peningkatan Mutu Makanan Rumah Sakit di SMKN 57 Jakarta.

Sayangnya saat ini sebanyak 50 persen pasien tidak menghabiskan makanannya, dan menyatakan bahwa makanan tersebut tidak enak rasanya. Atas dasar tujuan itulah yang kemudian membuat Yayasan Gizi Kuliner yang didukung penuh oleh PT. Ajinomoto Indonesia, mendukung kegiatan peningkatan kualitas makanan di tiap rumah sakit tersebut.

Dedeh juga menambahkan bahwa saat ini, makanan rumah sakit kebanyakan cenderung lebih dirancang untuk memperhatikan aspek kesehatan saja, tanpa mementingkan kualitas rasa. Hal ini membuat tujuan perencanaan menu tidak tercapai, sehingga pasien menjadi tidak mau makan dan lebih lama sembuh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement