REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan Future Work Center menemukan praktik dan budaya penggunaan pesan elektronik (email) dapat menyebabkan penggunanya stres dan perasaan kewalahan. Kelompok studi ini mensurvei hampir 2.000 orang yang memiliki peran bervariasi di berbagai industri di Inggris.
Mereka menemukan pemberitahuan (notifikasi) dan pengalaman kerja memiliki banyak hubungannya dengan stres. Email dapat menimbulkan stres dalam banyak kasus.
Misalnya, orang yang berada di zona waktu berbeda dapat bertukar informasi yang bisa jadi menganggu waktu istirahat mereka. Dalam beberapa kasus, email menjadi media yang terlalu nyaman untuk berkirim pesan.
“Hal ini meningkatkan volume email yang dikirim dan diterima,” tulis laporan tersebut seperti dilansir The Huffington Post, baru-baru ini.
Ada 2,5 miliar pengguna email di seluruh dunia dan 1,1 miliar orang mengaksesnya pada perangkat ponsel mereka. Angka tersebut diperkirakan melonjak dua kali lipat pada 2018. Sepertinya mustahil jika harus menyingkirkan email dari dunia anda. Untuk itu, anda bisa mempertimbangkan cara-cara ini guna menghindari stres akibat email.