REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan disarankan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Direktur RS Sari Asih Serang dr Yahmin Setiawan, MARS mengatakan ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang pemeriksaan dini kanker serviks.
IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat)
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sedini mungkin. IVA merupakan pemeriksaan serviks (leher rahim) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5 persen.
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96 persen dan spesifitas 64-98 persen. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20 persen dan 92-97 persen .
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5 persen secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Tujuan dari pemeriksaan IVA adalah untuk mengurangi morbiditas (angka kesakitan) atau mortalitas (angka kematian) dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan dan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
Keunggulan dengan pemeriksaan IVA tidak perlu menunggu lama, karena hasilnya akan segera diketahui. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker. Dengan deteksi dini secara teratur, kanker serviks dapat diketahui lebih awal dan ditangani lebih cepat.
PAP SMEAR
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker. Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid.
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah. Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif.
Direkomendasikan semua perempuan sebaiknya memulai pemeriksaan 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap Smear dilakukan setiap tahun. Perempuan yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali perempuan dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi perempuan yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak coitus (berhubungan seksual) 1-3 hari sebelum pemeriksaandilakukan dan tidak sedang menggunakan obat-obatan vaginal.
"Jadi, secara mudah, ringkasan untuk memahami tentang pemeriksaan dini pada kanker serviks, Pap Smear merupakan deteksi dini kanker serviks dengan mengambil lendir dari daerah kewanitaan yang ditempelkan ke benda kaca, lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Hasilnya bisa diketahui satu sampai dua pekan," kata dia.