Senin 26 Jan 2015 18:28 WIB

Partai Sayap Kiri Juarai Pemilu Yunani

Rep: Reuters/Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Yunani
Foto: ap
Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Partai sayap kiri Syriza menegak kemenangan dalam pemilu Yunani, Senin (26/1). Pemimpin Syriza, Alexis Tsipras akan mulai bergerak membangun pemerintahan dan mengakhiri penghematan.

Syriza memenangkan 149 kursi dari 300 kursi parlemen dalam pemilihan umum Ahad. ''Yunani akan meninggalkan bencana penghematan, meninggalkan rasa takut dan otoritarianisme, meninggalkan lima tahun penghinaan dan penderitaan,'' kata Tsipras pada ribuan pendukungnya di Athena.

Syriza dianggap sebagai angin segar bagi pemilih yang lelah dengan pemotongan anggaran besar-besaran dan kenaikan pajak selama bertahun-tahun krisis. Lebih dari 25 persen penduduk jadi pengangguran dan jutaan orang berada di bawah garis kemiskinan pasca kesepakatan dana talangan IMF dan Uni Eropa pada 2010.

Tspiras mengatakan akan membuat pemerintah zona euro pertama untuk membatalkan kebijakan konservatif ortodoks yang mengetatkan anggaran tersebut. Seorang sumber mengatakan pria 40 tahun itu akan dilantik sebagai Perdana Menteri pada Senin untuk memulai pemerintahan baru pada Rabu.

Partai pemerintah New Democracy berada di peringkat kedua. Secara keseluruhan, Syriza peroleh 36 persen suara, New Democracy memenangkan 28 persen suara. Perdana Menteri terdahulu, Antonis Samaras telah mengakui kekalahannya. ''Rakyat Yunani telah berbicara dan saya hormati keputusan mereka,'' kata Samaras, dikutip BBC.

Kontributor BBC di Athena, Gavin Hewitt mengatakan kemenangan Syriza akan membawa gelombang kejutan pada Eropa. Tsipras telah berjanji pada pemilih untuk membicarakan kembali dana talangan sebesar 240 milyar euro tersebut.

Hal ini membawa kekhawatiran bagi Kanselir Jerman Angela Merkel yang telah mengusahakannya. Berlin bersikeras Athena harus menghormati kesepatakan bailout.

Demi mendulang dukungan meski tak masuk koalisi, Tsipras akan bertemu dengan pemimpin partai Independent Yunani Panos Kammenos. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan kepala dua partai lain To Potami dan KKE.

Independent sebenarnya tidak setuju dengan Syriza dalam banyak isu sosial. Namun mereka sependapat dalam isu dana talangan internasional. Kemenangan Syriza akan menjadi titik balik krisis panjang zona euro.

Pasca hingar bingar perayaan kemenangannya, Tsipras menghadapi tantangan termasuk menghadapi Jerman. Namun, kemenangan ini juga akan menginspirasi kelompok anti penghematan di negara lain di Eropa.

Ekonomi Yunani terpuruk drastis sejak krisis keuangan global 2008. Hal ini menyebabkan pengangguran dan kemiskinan yang merajalela. Dana talangan IMF dan Uni Eropa disepakati untuk memicu perekonomian. Sebagai imbalan, Athena harus rela melakukan penghematan besar-besaran.

Di Jerman, Presiden Bundesbank Jens Weidmann berharap pemerintah Yunani baru tidak akan membuat janji yang tak bisa ditepati. Menteri Keuangan Belgia, Johan Van Overtveld mengatakan Yunani harus menghormati peraturan dari persatuan moneter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement