REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pelajar dan guru SMAN 1 Cibatu, Kabupaten Purwakarta, menggalang dana untuk korban gempa di Lombok, NTB. Penggalangan dana ini, diprakarsai OSIS sekolah tersebut. Rencananya, penggalangan dana ini akan berlangsung selama sepekan kedepan.
Ketua OSIS SMAN 1 Cibatu, Indah Ayu Lestari (17 tahun), mengatakan, penggalangan dana ini sebagai bentuk membangkitkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Apalagi, pada Ahad (5/8) warga Lombok, NTB, diguncang gempa dengan kekuatan 7,0 SR. Akibat bencana itu, ratusan nyawa melayang. Serta, ribuan rumah hampir rata dengan tanah.
"Penggalangan dana ini, baru berlangsung pada hari ini. Pelajar yang menyisihkan uang sakunya juga baru sebagian," ujar Indah, di Purwakarta, Selasa (7/8).
Menurutnya, dalam sepekan kedepan penggalangan dana akan dilakukan di lingkungan sekolah. Dengan sasaran, seluruh pelajar serta para pengajar. Selain itu, ada rencana untuk penggalangan bantuan juga di luar sekolah.
Namun, bentuk penggalangannya masih dibahas. Apakah akan berbentuk uang tunai atau barang-barang yang diperlukan para korban gempa tersebut. Adapun penggalangan bantuan di luar sekolah, sasarannya yaitu warga setempat. Serta, sejumlah perusahaan yang ada di kecamatan ini.
Kepala SMAN 1 Cibatu, Asep Sundu Mulyana, mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh para siswanya itu. Kegiatan ini, sebagai bentuk kepedulian sosial. Serta, aplikasi dari pendidikan berkarakter yang telah diterapkan di sekolah ini selama beberapa tahun terakhir.
"Saya sangat bangga sekaligus terharu, ternyata para pelajar ini mempunya rasa empati yang tinggi. Mereka rela menyisihkan uang sakunya, untuk membantu sesama di Lombok," ujarnya.
Untuk bantuan ini, sambung Asep, pihaknya akan berkoordinasi dengan PMI di Purwakarta atau pihak lainnya yang nantinya bisa menyalurkan bantuan yang jika telah terkumpul. Pada kesempatan tersebut pula, Asep atas nama civitas sekolah mengucapkan rasa duka dan bela sungkawa atas musibah gempa yang terjadi pada akhir pekan kemarin.
"Kami tidak hanya sekedar mendoakan, tapi kami juga berbuat sesuatu yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kira yang di Lombok," ujarnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Lombok hingga Selasa (7/8) pukul 12.00 WITA mencapai 108 orang, sedangkan korban luka-luka sebanyak 134 orang. Dia menyampaikan, kemungkinan jumlah korban luka akan mengalami peningkatan.
"Karena pasien cenderung dinamis, tadi ada 50 pasien yang sudah dioperasi, dari total 87 pasien yang harus dioperasi," ujarnya di Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).
Sisa 37 pasien lainnya sedang menunggu fasilitas untuk operasi tulang terbuka dan tertutup. Willem mengatakan, tantangan pelayanan medis ialah banyak pasien yang masih trauma berada di dalam ruangan.
"Di sini pada trauma, pada umumnya saat operasi atau setelah operasi tidak mau di gedung, maunya di luar," lanjutnya. Tim operasi gabungan, kata dia, juga terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.