Kamis 31 Aug 2017 15:59 WIB

Soal Dirdik KPK, Ketua Pansus: KPK Harus Berlaku Adil

Rep: UMAR MUCHTAR/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Pansus Angket KPK, Agun Gunandjar Sudarsa.
Foto: Dok Humas DPR RI
Ketua Pansus Angket KPK, Agun Gunandjar Sudarsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agun Gunandjar Sudarsa meminta pimpinan KPK untuk berlaku adil dan mengayomi semua pegawainya tanpa pandang bulu. Sebab, menurut dia, ada dualisme bahkan lebih daripada dualisme, di internal lembaga antirasuah itu.

Pernyataan demikian disampaikan Agun saat menanggapi ihwal kehadiran Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman di rapat Pansus Angket, yang kemudian direspons publik agar meminta KPK memecat Aris. Persoalan tersebut kini dibahas di Dewan Pertimbangan Pegawai. Lantaran Aris diduga melanggar aturan internal KPK.

"Menurut saya, berlakulah yang fair dan adil. Sebagai pimpinan itu harus mengayomi semua tapi kan ternyata di dalamnya ada dualisme," katanya usai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Setya Novanto dalam kasus proyek pengadaam KTP-El di kantor KPK, Jakarta, 31/8).

Dalam kesempatan itu, Agun tidak menyebutkan secara gamblang duaslime apa yang dimaksud dirinya. Namun dia balik menanyakan soal penyidik senior Novel Baswedan yang membuat pernyataan ke media asing tapi tidak dianggap masalah oleh pimpinan KPK.

"Kenapa Anda bertanya soal itu, Novel saja kok bisa bikin rilis ke media asing dan enggak ada yang bully, Anda sekarang nanya saya (mengenai) Dirdik mau dipecat bagaimana komentarnya," ujarnya.

Menurut Agun, di dalam tata kelola Sumber Daya Manusia (SDM) di KPK itu terdapat persoalan. Misalnya ada jual-beli pengaruh dan barter-barter kasus.

"Dalam tata kelola SDM itu menimbulkan masalah, bisa ada dagang pengaruh dan barter-barteran kasus. Ternyata dia (KPK) detail dalam satu komando," kata dia.

Ke depannya, Agun menuturkan, ujung Pansus Angket KPK ini adalah KPK yang memiliki kekuatan dengan ''membersihkan'' para oknum di dalamnya. Oknum ini, kata dia, akan terlihat dalam proses penyelidikan pansus nanti. Rapat pansus ini juga akan selesai dengan rekomendasinya pada 28 September mendatang.

"Ya pokoknya kita beresin semua. KPK kuat tapi oknumnya kita sapu semua. Bersihin semua. KPK harus kuat tapi oknumnya akan kita bersihkan," ungkap dia saat hendak masuk ke dalam mobilnya.

sumber : Center
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement