REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi mengimbau umat Islam agar tidak takut dalam memilih caleg nonmuslim. Asal yang bersangkutan memenuhi kriteria kepemimpinan baik.
"Sebaiknya sisi adanya sifat-sifat kenabian lebih ditekankan sebagai pertimbangan masyarakat memilih ketimbang agama caleg," kata Muhyiddin di Jakarta, Rabu (19/3).
Muhyiddin menyebutkan dalil yang terkandung dalam Alquran Surat Al-Imron ayat 28 yang kerap menjadi rujukan argumen sebagian besar masyarakat Muslim untuk mengharuskan memilih pemimpin Islam.
Namun, lanjut dia, ayat tersebut diturunkan dalam konteks di negara berdasarkan ukhuwah Islamiyah atau Daulah Islamiyah. Sedangkan Indonesia tidak, sehingga kurang relevan untuk diterapkan.
"Memang ada dalil yang menyebutkan sebaiknya memilih yang seiman dengan kita, tetapi itu dalam konteks Daulah Islamiyah, sedangkan Indonesia ini bukan Daulah Islamiyah. Indonesia berdasarkan Pancasila," katanya.
Ia meminta agar dalil tersebut tidak disalahtafsirkan ke dalam konteks bernegara di Indonesia. "Dalam konteks Indonesia kita harus lebih dewasa dalam memilih," katanya.
"Kalau sampai dalil itu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, maka yang terjadi justru pengkotak-kotakan. Itu tentu tidak diharapkan," tambahnya.