Jumat 04 Jul 2014 19:11 WIB

SBY Dianggap Malah Mendorong Pilpres Rusuh

Rep: c75/ Red: Mansyur Faqih
Susilo Bambang Yudhoyono (kanan)
Foto: antara
Susilo Bambang Yudhoyono (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang adanya ancaman kerusuhan pada pilpres 2014 dianggap malah mendorong kerusuhan. Jika itu terjadi, maka malah akan memberikan beban tambahan. 

"Apa yang disampaikan (SBY) seolah mendorong dan memberikan beban tambahan. Ini tidak bagus," ujar pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhrokepada Republika, Jumat (4/7).

Ia menuturkan, pernyataan itu menjadi tidak bagus. Karena seharusnya pemerintah menciptakan rasa aman pada pilpres 2014. Bukan malah memberikan rasa takut. "Pemerintah harus menciptakan rasa aman. Jangan memberikan rasa ketakutan," ungkapnya.

Menurutnya, pernyataan SBY yang mengintruksikan polri dan TNI agar siaga justru terkesan menunjukan pilpres 2014 sebagai sebuah perang. Padahal, pemerintah dan penegak hukum seharusnya menciptakan suasana damai. "Tim sukses juga harus memberikan pelajaran yang bagus," ungkapnya. 

Hal itu, katanya, justru menjadi pintu masuk ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan rasa nyaman pada pilpres 2014. Karena kampanye dinilai menciptakan kampanye yang tidak positif. Sehingga potensial menimbulkan konflik dan silang pendapat. "Jangan terus dikasih pe-er melulu," tegasnya. 

Ia pun mengingatkan, kerusuhan memang rentan terjadi pada masyarakat Indonesia. Jhususnya di daerah. "Jauh sebelum pemilu 2014, di Lampung, NTB, Palopo kerusuhan terjadi," katanya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement