REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Leadership Center Ary Ginanjar Agustian mengatakan secara tipikal fisik LGBT sebenarnya sudah menyalahi fitrahnya sebagai manusia. Namun, ketika fitrah itu diubah maka yang terjadi adalah ketidakseimbangan dunia.
Menurut Ary, jika hal itu terjadi susunan rumah tangga juga akan mengalami kerusakan, begitupun juga secara spiritual atau agama hal itu jelas dilarang. “Di lihat dari segala sisi, baik secara intelektual, fisikal, dan emosional, tiga-tiganya bisa merusak,” kata Ary di Masjid Al-Rahman Menara 165 ESQ, Jakarta Selatan.
Ia berharap fenomena-fenomena tentang LGBT di Indonesia saat ini bisa membuka masyarakat untuk selalu waspada, dan bisa melindungi keluarga dan bangsanya. Karena, kata dia, yang dikhawatirkan hal ini bisa menjadi sebuah gerakan yang tidak disadari dan terus menular.
“Kita harus berusaha mencegah dan berusaha untuk menghentikan ini. Kalau ini dianggap biasa, lama-lama kan orang menular terus dan harus disadari dan menyadari, dan kemudian menjaga lingkungan dan keluarga,” jelasnya.
Ia mengakui bahwa sebagian orang saat ini tengah berusaha membenturkannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, menurutnya, HAM itu juga terdapat dua sisi, ada HAM dari sisi kebebasan dan HAM dari sisi Agama.
“Untuk beragama kan HAM. Bahwa kebebasan mengajarkan agama, bahwa LGBT itu melanggar agama, itu juga bagian dari HAM juga. Bagi saya itu, yang beragama itu juga mempunyai kebebesan HAM. Mereka harus membela nilai-nilai agamanya,” ucapnya.