Ahad 30 Dec 2018 16:11 WIB

Program Proper KLHK Lahirkan Local Hero Bidang Lingkungan

Peran Proper mendorong dunia usaha meningkatkan daya saing

Red: EH Ismail
Lokal Hero yang memperoleh penghargaan Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lokal Hero yang memperoleh penghargaan Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penganugerahan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2018 dilakukan akhir pekan ini. Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan dihadiri seluruh pihak terkait, termasuk Ketua Komisi IV DPR, Edi Prabowo.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHL, Karliansyah mengatakan, peran Proper mendorong dunia usaha meningkatkan daya saingnya sekaligus memajukan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar tempat mereka beroperasi. Pembelajaran yang diperoleh perusahaan melalui Proper  telah menggeser orientasi program yang semula bersifat karitatif (charity) menjadi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

Menurut Karliansyah, pemerintah sebagai penggerak utama pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Program SDGs memerlukan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yaitu industri (sektor swasta/bisnis), media, masyarakat, NGOs, lembaga pendidikan dan stakeholders lainnya.

“Dunia usaha wajib berperan dalam mencapai SDGs sesuai karakteristik  dan kemampuan masing-masing. Pilar pembangunan lingkungan yang merupakan satu dari empat pilar SDGs terdiri dari 6 goals, 56 target serta 70 indikator,  berfungsi sebagai pengungkit untuk dapat mencapai tujuan akhir dari SDGs yaitu  tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, dan tanpa kesenjangan,” kata Karliansyah, Minggu (30/12).

Dari program Proper yang telah berjalan selama 21 tahun sejak 1997, sisi positifnya melahirkan sosok pahlawan lokal atau local hero yang dibantu program pengembangan masyarakat sebagai perwujudan tanggungjawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu local hero adalah Yuni Lestarai. Wanita kelahiran 7 Juni 1989 ini tidak tamat SD. Yuni merupakan penyandang disabilitas di Desa Tawangsari. Sejak kecil hingga berusia 28 tahun, Yuni tidak pernah sekalipun keluar rumah karena cerebral.

Pada 2017, PT Pertamina Terminal BBM Boyolali melalui program CSR datang menemui Yuni. Setelah melakukan sharing, Yuni menyampaikan dirinya sangat ingin sekolah. Tetapi karena di usianya yang sudah bukan usia sekolah, kemudian dicarikan solusi agar Yuni diberikan bekal keterampilan di YAKKUM Yogyakarta yang merupakan yayasan rehabilitasi untuk penyandang disabilitas. Dari program yang kemudian dinamakan Difablepreneur, Yuni diberi fasilitas untuk mendapatkan fisioterapi dan kesempatan belajar keterampilan. Selain itu, Yuni juga mendapatkan pendampingan psikososial oleh psikolog.

Kontribusi perusahaan terhadap cerita sukses tetetersebutCSR

PT Pertamina TBBM Boyolali hadir sebagai inisiator awal program dan fasilitator untuk pelaksanaannya. Melalui hasil social mapping yang telah dilaksanakan sebelumnya, terdata sebanyak 29 difabel di Desa Tawangsari. Kemudian menjadikan Yuni sebagai pilot project awal dari program pemberdayaan disabilitas. Selain itu PT Pertamina TBBM Boyolali juga memberikan pendampingan selama program berjalan.

Mengubah Kampung Kotor Jadi Asri

Local hero lainnya bernama Rahmawati. Wanita kelahiran Marangkayu, Bontang,  6 Maret 1974 ini mengubah kampungnya dari label hitam karena kotor. Ia mengubahnya bersama ibu ibu lain menjadi kampung yang bersih dan asri dengan membentuk  Kelompok Mekarsari. Upaya ini disambut baik dengan CSR PT Pupuk Kaltim sehingga dihasilkan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.

Berawal dari inisiatifnya dan ketua RT 07, Kelurahan Guntung mengajak beberapa warga untuk membersihkan lingkungan. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat jadwal gotong royong dengan ibu rumah tangga yang sebagian besar tidak memiliki pekerjaan (tidak produktif).

“Bukan hal mudah mengajak warga gotong royong, karena masalah yang dihadapi dan proses pemecahannya harus segera di lakukan. Oleh karena itu, kami mengajak pemerintah untuk berperan dalam memberikan sosialisasi tentang pemahaman sampah, baik jenis maupun cara pengolahannya,” kata Rahmawati.

Kontribusi perusahaan terhadap cerita sukses local hero adalah sejak awal terbentuk hingga sekarang, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mekarsari yang dibentuk Donas Sosil dan Tenaga Kerja Bontang dan Rahmawati beserta kaum ibu lainnya  memperoleh dukungan dari PT Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim melalui Program CSR nya membentuk Program Pengelolaan Kompos Berbasis Masyarakat. Dukungan yang diberikan oleh CSR PT Pupuk Kaltim, berupa fasilitasi Pendampingan Pengembangan Usaha, serta sarana dan prasarana dan alat produksi kompos organik padat berupa mesin pencacah, workshop rumah produksi, sekretariat kelompok serta pengembangan kapasitas anggota kelompok berupa pelatihan dan studi banding.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement